“Air laut yang semakin panas membuat badai seperti Melissa berkembang jauh lebih cepat dan lebih kuat dari biasanya,” kata seorang meteorolog.
Akibat badai itu, pejabat kesehatan Jamaika bahkan mengeluarkan peringatan buaya, memperingatkan bahwa hewan tersebut bisa muncul di permukiman akibat banjir besar.
Setelah meninggalkan Jamaika, Melissa bergerak menuju Kuba sebagai badai kategori 3. Pemerintah Kuba mengevakuasi lebih dari 700 ribu orang dan melaporkan “kerusakan besar” pada infrastruktur. Presiden Miguel Díaz-Canel mengatakan, “Tidak ada satu pun warga yang akan ditinggalkan tanpa bantuan.”
Badai itu kemudian bergerak ke arah Bahama, membawa angin hingga 160 km/jam dan gelombang setinggi tujuh kaki. Lebih dari 1.400 warga Bahama dievakuasi sebelum badai datang.
Sementara itu di Haiti, setidaknya 25 orang meninggal dunia akibat banjir besar yang disebabkan oleh meluapnya sungai di wilayah Petit-Goâve.
Pemerintah Jamaika kini fokus pada pemulihan. Sekitar 77% wilayah masih tanpa listrik, dan lebih dari 70 sistem air rusak. Namun perusahaan listrik nasional, Jamaica Public Service, telah memulai penilaian kerusakan jaringan untuk mempercepat pemulihan.
Untuk menjaga konektivitas, terminal Starlink milik Elon Musk diaktifkan secara gratis bagi wilayah terdampak. “Kami tahu banyak orang belum bisa menghubungi keluarganya di barat Jamaika. Komunikasi masih sangat terbatas,” ujar juru bicara pemerintah.
Bantuan internasional juga mulai berdatangan. Amerika Serikat mengirim tim tanggap darurat regional dan unit penyelamat, sementara Inggris mengucurkan dana bantuan darurat senilai £2,5 juta (sekitar Rp50 miliar).
Para ahli menilai badai ini menjadi peringatan keras tentang dampak nyata perubahan iklim di kawasan tropis.
Baca Juga: Diduga Sentil Balik Badai, Sammy Simorangkir: Orang Dewasa Tuh Ngobrol!
Aktivis iklim asal Jamaika, Mikaela Loach, mengatakan, “Badai Melissa mendapatkan kekuatannya dari laut Karibia yang sangat panas akibat pembakaran bahan bakar fosil. Inilah hasil dari krisis iklim global yang diciptakan negara-negara industri.”
Meski diterpa badai terburuk dalam sejarahnya, rakyat Jamaika menunjukkan keteguhan yang luar biasa. “Kami bangsa yang tangguh. Sekalipun diterjang badai sebesar apa pun, Jamaika akan bangkit kembali,” tegas Menteri McKenzie optimistis.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
5 Rekomendasi Laptop untuk AutoCAD dengan Harga Miring, Cocok buat Mahasiswa Teknik
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag