Tekno / Game
Jum'at, 28 November 2025 | 11:35 WIB
Battlefield 6, salah satu game terbitan Electronic Arts. (EA)
Baca 10 detik
  • PIF Saudi dilaporkan menghadapi potensi krisis arus kas setelah akuisisi besar EA.

  • Proyek ambisius seperti Neom dan investasi lain membebani keuangan negara.

  • Masalah likuiditas menimbulkan keraguan terhadap masa depan ekspansi PIF di industri game.

Suara.com - Baru saja dunia game digemparkan oleh berita akuisisi Electronic Arts (EA) senilai 55 miliar dolar AS (Rp 916 triliun) oleh konsorsium yang melibatkan Dana Investasi Publik atau Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, kini muncul kabar mengejutkan.

Di tengah ambisi besarnya menguasai industri game, PIF dilaporkan sedang menghadapi potensi krisis arus kas yang serius.

Kesepakatan yang akan membawa judul-judul raksasa seperti Battlefield dan The Sims di bawah pengaruhnya tersebut mungkin menjadi pertaruhan yang terlalu besar.

Menurut laporan dari The New York Times yang mengutip berbagai sumber internal, PIF disebut "tidak dapat mengalokasikan lebih banyak uang" untuk saat ini.

Penyebabnya? Rentetan proyek mercusuar yang menyedot dana begitu besar.

Proyek ambisius seperti Neom, kota futuristik dengan resor ski dan pekerja robot, serta berbagai investasi lain seperti startup kendaraan listrik yang belum juga memproduksi mobil, menjadi beban finansial.

Meskipun Arab Saudi kaya akan minyak, mereka terikat perjanjian geopolitik yang membatasi produksi.

Hal tersebut membuat negara Arab kini menghadapi defisit anggaran yang kian membengkak untuk mendanai janji-janji Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud.

Tentu saja, pihak PIF membantah keras laporan tersebut. Juru bicara PIF, Marwan Bakrali, menyatakan bahwa dana tersebut masih "sangat likuid" dan mereka memiliki uang tunai sebesar 60 miliar dolar AS (Rp 1.000 T) serta "instrumen keuangan serupa."

Baca Juga: Penjualan Cyberpunk 2077 Tembus 35 Juta Kopi, Kecepatannya Lampaui The Witcher 3

Namun, kekhawatiran tetap ada. Kesepakatan EA sendiri baru akan final sekitar kuartal pertama tahun 2027, dan prosesnya sudah membuat EA menanggung utang 20 miliar dolar AS.

Ini bukan satu-satunya investasi game PIF. Mereka sebelumnya telah menanamkan modal di Nintendo, Take-Two Interactive, hingga Activision-Blizzard.

Investasi besar-besaran ini merupakan bagian dari strategi Arab Saudi untuk diversifikasi ekonomi.

Selain itu, terdapat rumor adanya "sportswashing" untuk mengalihkan perhatian dari isu pelanggaran hak asasi manusia.

Namun, dengan adanya laporan masalah keuangan ini, masa depan ekspansi PIF di industri game menjadi tanda tanya besar.

Load More