Tekno / Sains
Senin, 08 Desember 2025 | 11:14 WIB
Ilustrasi kopi. (Pexels)

Suara.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa minum kopi 3–4 cangkir per hari mungkin membantu memperlambat proses penuaan biologis pada orang dengan gangguan mental berat.

Temuan ini dirilis dalam BMJ Mental Health, menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi kopi dalam batas wajar dan panjang telomere, bagian penting dari sel yang berkaitan dengan usia biologis.

Mengutip Science Daily (4/12/2025), peneliti menjelaskan bahwa telomere, struktur kecil di ujung kromosom, berfungsi layaknya pelindung yang menjaga agar DNA tidak mengalami kerusakan. Seiring bertambahnya usia, telomere memang akan memendek secara alami. 

Namun, pemendekan ini ditemukan berlangsung lebih cepat pada individu dengan kondisi psikiatri berat seperti skizofrenia, gangguan bipolar, serta depresi dengan gejala psikotik.

Karena telomere dipengaruhi lingkungan, termasuk pola makan, peneliti ingin mengetahui apakah konsumsi kopi, yang dikenal memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan, dapat membantu memperlambat proses tersebut. 

Mereka menilai kopi sebagai kandidat yang layak diteliti karena berbagai riset sebelumnya telah menunjukkan potensi manfaat kesehatan jika dikonsumsi secara moderat.

Ilustrasi kopi (freepik.com/freepik)

Penelitian melibatkan 436 orang dewasa yang tergabung dalam Norwegian Thematically Organised Psychosis (TOP) Study pada periode 2007–2018. Dari jumlah tersebut, 259 peserta memiliki skizofrenia, sementara 177 lainnya mengalami gangguan afektif, termasuk bipolar dan depresi mayor dengan psikotik. 

Setiap peserta diminta melaporkan jumlah kopi yang mereka minum setiap hari, lalu dibagi ke dalam empat kelompok: tidak minum sama sekali, 1–2 cangkir, 3–4 cangkir, dan 5 cangkir atau lebih.

Hasil awal menunjukkan bahwa kelompok yang minum 5 cangkir atau lebih cenderung berusia lebih tua, dan peserta dengan skizofrenia rata-rata mengonsumsi kopi lebih banyak dibanding mereka yang memiliki gangguan afektif. 

Baca Juga: RSUD Aceh Tamiang Dibersihkan Pascabanjir, Kemenkes Targetkan Layanan Kesehatan Segera Pulih

Selain itu, kebiasaan merokok ditemukan cukup tinggi dalam kelompok ini, sebanyak 77 persen peserta adalah perokok, dengan riwayat merokok sekitar 9 tahun. Hal ini penting karena rokok mempengaruhi seberapa cepat tubuh memproses kafein.

Untuk mengukur panjang telomere, peneliti menggunakan sampel sel darah putih dari setiap peserta.

Dari sini ditemukan pola yang digambarkan sebagai kurva berbentuk “J”: peserta yang minum 3–4 cangkir kopi memiliki telomere lebih panjang dibanding mereka yang tidak minum sama sekali, sementara manfaat ini tidak terlihat pada kelompok yang mengonsumsi 5 cangkir atau lebih per hari.

Peserta yang minum 4 cangkir kopi per hari tercatat memiliki panjang telomere setara dengan usia biologis lima tahun lebih muda dibanding kelompok tanpa konsumsi kopi.

Perhitungan ini telah disesuaikan dengan faktor usia, jenis kelamin, etnisitas, kebiasaan merokok, jenis gangguan mental, serta pengobatan yang sedang dijalani.

Temuan ini menguatkan dugaan bahwa batas konsumsi kopi yang ideal berada pada tingkat sedang, bukan berlebihan.

Load More