Suara.com - Defisit perdagangan akan semakin membesar apabila tidak ada upaya sistematis dari Kementerian Perdagangan untuk menekan laju iumpor. Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Aziz mengatakan, defisit neraca perdagangan bukan hanya sekadar sebuah siklus. Karena, indikator-indikator ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja ekspor belum mampu mengimbangi derasnya laju impor.
Karena itu, Kemendag harus serius menekan impor diantaranya dengan mencegah penyelewengan kuota impor.
“Ada pembatasan, ada Permendag, tapi di sistem kuota ini lenturnya bukan main. Kita bocor impornya di sini. Sepertinya ada yang bermain,” ujar Harry, dalam siaran pers, Rabu (5/3/2014).
Parahnya lagi, ujar Harry, sistem kuota ini hanya menguntungkan segelintir orang. “Negara tidak saja dirugikan tapi impor kita makin sulit dikendalikan sebab dia berlindung dibalik kuota ini,” jelas Harry.
Menurutnya, penyelewengan kuota ini sudah lama merambah impor untuk hortikultura (terutama komoditas pertanian dan bahan pangan). Akibatnya, petani dan konsumen di dalam negeri tidak terlindungi. “Insiden terpuruknya Apel Malang bermula di sini. Petani tidak terlindungi,” ujar Harry.
Selama ini kenaikan harga-harga pangan terjadi akibat kesenjangan antara penawaran dengan permintaan yang tinggi. Namun, kesenjangan itu, bukannya menguntungkan petani dan industri holtikultura di dalam negeri melainkan importir dan industri negara lain.
“Jadi selain ada penguatan ekspor nonmigas, kita juga harus bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Sebab saat eskpor nonmigas menurun, impor nonmigas malah semakin naik, artinya industri didalam negeri masih lemah,” papar Harry.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, NPI pada Januari 2014 mengalami defisit sebesarUS$ 440,6 juta. Defisit terjadi seiring dengan adanya penurunan ekspor pada januari 2014. Nilai ekspor Januari 2014 mencapai US$ 14,48 miliar, menurun sebesar 14,63 persen dibandingkan ekspor Desember 2013. Sedangkan impor mencapai US$ 14,92 miliar.
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda
-
Kemenkeu Matangkan Regulasi Bea Keluar Batu Bara, Berlaku 1 Januari 2026
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri
-
CIMB Niaga Sekuritas Kedatangan Bos Baru, Ini Daftar Jajaran Direksi Teranyar
-
Eri Budiono Lapor: Bank Neo Kempit Laba Rp517 Miliar Hingga Oktober 2025
-
IPO SUPA: Ritel Cuma Dapat 3-9 Lot Saham, Ini Penjelasan Lengkapnya
-
OJK Akan Tertibkan Debt Collector, Kreditur Diminta Ikut Tanggung Jawab
-
Mengenal Flexible Futures Pada Bittime untuk Trading Kripto