Suara.com - ‘Demam’ film Frozen keluaran Disney ternyata menjadi blessing in disguise bagi Susan Soewono, pemilik toko Istana Boneka atau sering disingkat Isbon. Dia ‘dipaksa’ oleh Disney untuk menyerahkan semua boneka Frozen yang dibuatnya karena dianggap sebagai barang bajakan.
“Saya kirim semuanya, satu truk boneka karakter Frozen ke Amerika. Ketika itu saya minta kalau bisa boneka itu jangan dibakar, tetapi otoritas di sana mengatakan semua barang bajakan harus dimusnahkan. Jadi, saya harus merelakan boneka Frozen itu dibakar,” kata Susan kepada suara.com, akhir pekan lalu.
Namun, dia tidak patah arang. Setelah kasus itu, ibu dua anak itu langsung meminta lisensi untuk membuat boneka dari karakter Disney. Kata Susan, pihak Disney sempat tidak percaya. Karena, selama ini Indonesia dikenal sebagai negara yang menjadi surga produk bajakan.
Susan harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk bisa mendapatkan lisensi itu. Dia menolak untuk menyebut uang yang harus dikeluarkan kepada Disney. Kata dia, sejak lama dirinya memang sudah punya keinginan untuk bisa mendapatkan lisensi dari Disney, namun tidak tahu caranya.
Meski sudah mendapatkan lisensi dari Disney, boneka buatan Istana Boneka tidak terlalu mahal dibandingkan boneka impor. Dia memberi contoh, boneka Elsa (karakter di film Frozen) dijual dengan harga Rp350 ribu. Sedangkan boneka impor Elsa dijual dengan harga Rp1,5 juta.
“Boneka yang dijual di Istana Boneka merupakan boneka ‘ndeso’ yang dibuat di kota kecil Malang. Tetapi, kualitasnya tidak kalah dengan boneka impor. Bahkan, pihak Disney memuji kualitas boneka buatan Istana Boneka. Mereka meminta boneka karakter Disney buatan Isbon dikirim ke kantor cabang mereka di Singapura. Jadi, kalau anda ke Disney di Singapura, di sana ada boneka buatan Isbon yang dipajang,” kata Susan bangga.
Susan memulai bisnis kreatif pembuatan boneka pada tahun 2000. Ketika itu, dia sudah mempunyai minimarket Simpang Borobudur di Malang, Jawa Timur. Karena toko itu mulai ramai, Susan berpikir untuk membuka usaha lain. Muncullah ide untuk membuat toko boneka.
“Karena belum ada toko boneka di Malang, maka saya putuskan untuk membuat toko boneka. Ketika itu, saya mendapat pinjama 0,5 kg emas dari teman sebagai modal,” jelasnya.
Awalnya, Susan hanya mengambil boneka dari supplier dan menjualnya. Lama-lama, dia merasa boneka yang dijual di Istana Boneka tidak ada bedanya dengan boneka yang dijual di tempat lain. Lalu, dia mulai membuka home industry di samping rumahnya untuk memproduksi boneka.
Warga kota Malang mulai menyukai boneka-boneka yang dijual di Istana Boneka. Secara perlahan, Susan akhirnya memutuskan untuk membuka pabrik pembuatan boneka. Banyak yang menganggap, bisnis boneka mempunyai segmen yang terbatas yaitu anak-anak. Kata dia, anggapan itu salah.
“Memang mayoritas anak-anak, tetapi boneka bisa juga dibutuhkan oleh orang dewasa, misalnya untuk kado, atau untuk acara lamaran dan pernikahan. Biasanya kami membuat suvenir berupa boneka. Jadi, konsumennya luas mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” ungkapnya.
Dari sebuah toko kecil di Malang, Susan mulai melebarkan sayapnya. Toko boneka Isbon mulai punya cabang di sejumlah kota seperti Jakarta, Bali dan Bandung. Hingga kini, sudah ada 40 cabang toko Isbon di seluruh Indonesia. Cabang ke-41 akan dibuka di Bandung, bulan depan.
Ada yang unik dari boneka yang dijual di Istana Boneka yaitu mempunyai garansi seumur hidup. Ini dilakukan agar konsumen bisa tetap ‘memelihara’ boneka yang dibeli di Isbon bisa tetap bertahan lama.
“Jadi, semua yang membeli boneka di Isbon akan dapat sertifikat Lifetime Guarantee. Kalau untuk mengganti kacing yang copot atau mata yang hilang itu gratis, tetapi kalau untuk mengisi busa atau mencuci, maka akan chargenya. Servis ini kami berikan demi kepuasan pelanggan,” jelasnya.
Harga boneka di Isbon juga tidak terlalu mahal mulai dari Rp100 ribu hingga Rp350 ribu. Susan punya cerita yang menarik tentang keputusannya memproduksi boneka lisensi Disney dengan harga Rp100 ribu.
Berita Terkait
-
Dari Korban Bullying Menjadi Inspirasi: Kisah 3 Sosok yang Bangkit Lebih Kuat
-
Buktikan Proses Tak Pernah Mengkhianati: Kisah Inspiratif Jonathan Bangun Karier dari Usaha Kecil
-
Kiprah Princess Athifah, Founder Muda yang Pimpin Ribuan Talent
-
Cerita Inspiratif: Harmoni dalam Keberagaman Ekonomi Desa Empang Baru
-
Mengenal dr. Harmeni Wijaya, Perempuan Inspiratif Peraih ASEAN Women Entrepreneurs Award
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
-
Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
-
KLH: Tambang Emas Afiliasi Astra dan 7 Perusahaan Melanggar, Jalur Hukum Ditempuh
-
Usai Adik Prabowo 'Kempit' Saham IKS, COIN Umumkan Agenda Genting Akhir Tahun!
-
BEI Rilis Aturan Baru, Sikat Praktik Spoofing Bandar Mulai Hari Ini
-
Bupati Aceh Utara Sampaikan Apresiasi atas Bantuan Mentan Amran untuk Korban Banjir Sumatra
-
BRI, Dari Warisan Perintis Raden Bei Aria Wirjaatmadja Sampai Holding Ultra Mikro
-
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Kini Tinggal Rp 7.079 Triliun
-
Purbaya Mau Bubarkan Bea Cukai, Kalau Jadi Lebih Baik Mengapa Tidak?
-
Aset Perbankan Syariah Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 1.028 Triliun