Suara.com - Nama Jeff Jampol mungkin tidak terlalu dikenal di dunia hiburan. Dia memang bukan seorang musisi atau juga bintang film. Jampol (56 tahun) adalah seorang manajer khusus musisi yang sudah meninggal dunia. Istilah kerennya manager of dead musician.
Ya, Jampol adalah orang yang sukses membuat musisi yang sudah meninggal dunia tetap bisa menghasilkan uang. Dia adalah salah satu konsultan dari Michael Jackson, Raja Pop yang meninggal pada 2009 lalu. Jampol membantu keluarga Michael Jackson melunasi utang King of Pop itu dengan cara ‘melahirkan’ kembali sang musisi.
Yang dilakukan Jampol adalah menghasilkan uang melalui kenangan musisi yang sudah meninggal dunia tanpa merusak nama baik mereka. Untuk kasus Michael Jackson, Jampol membantu merilis album Xscape, yang berisi kumpulan lagu-lagu Jacko yang belum dirilis.
Nama Jampol justru sangat dikenal di kalangan manajer musisi. Kesukaan Jampol terhadap industri musik bermula ketika dia menyaksikan rocker David Bowie tampil di Sabta Monica Civic Auditorium pada 1972. Namun, musik juga lah yang membawa dia kecanduan terhasap heroin.
Baru pada 1989, Jampol benar-benar pulih dari heroin. Selama dalam tahap pemulihan, Jampol menjadi mentor bagi mantan manajer The Doors, Danny Sugarman. The Doors adalah grup musik yang sangat terkenal di era 1960-an dan 70an. Ketika itulah datang tawaran dari Sugarman agar Jampol mau membantu mengelola hak cipta dari lagu-lagu The Doors.
Di bawah tangan Jampol, The Doors yang bubar ketika vokalisnya Jim Morrison meninggal pada 1971 kembali sukses. Penjualan album mereka naik dari 1 juta kopi menjadi 2 juta kopi. Mereka juga meluncurkan kotak music digital di i-Tunes dan merilis Feast of Friends yang merupakan film dari konser mereka pada 1968.
Tidak seperti bisnis lainnya, Jampol tidak berusaha menjual musik kepada fans atau artis yang sudah tua. Dia justru berusaha mencari fans atau artis tua yang baru dan usahanya tidak hanya sekadar musik. Dia mempromosikan artis itu sebagai ikon.
“Setiap empat tahun sekali selalu ada anak-anak baru yang seperti kanvas hitam. Apabila saya mempunyai artis dengan kekuatan magisnya, bisa menjadi perbincangan yang dilakukan oleh anak-anak berusia 12 tahun, maka saya menang,” kata Jampol.
Jampol banyak melakukan pekerjaannya melalui media sosial. Berkat kerja kerasnya, The Doors mempunyai 17 juta likes di Facebook. Bandingkan dengan grup The Whole Love yang meraih nominasi Grammy untuk kategori Best Rock Album pada 2012 yang hanya meraih 630 ribu likes. Sebagai pendiri Jampol Artist Management (JAM), sejumlah dead musician yang ditanganinya antara lain The Doors, Ramones, Tupac Shakur, Jim Morrison hingga Janis Joplin.
Meski menangani artis yang sudah meninggal, Jampol menolak pekerjaan yang dilakukannya itu sama dengan kurator katalog klasik. “Tujuannya adalah memperluas jangkauan artis itu dan pekerjaannya dengan menggunakan saluran distribusi baru, teknologi baru dan menempatkan hasil seni mereka ke dalam konteks yang modern,” ujarnya.
Salah satu pegangan Jampol dalam menjalani pekerjaannya adalah tidak pernah ‘menyakiti’ peninggalan para artis tersebut. Pada 2009, Jampol sukses membuat film dokumenter The Doors dengan judul When You’re Strange . Film itu meraih penghargaan Grammy pada 2011. Jampol juga memproduksi aksi musikal Brodway dengan judul A Night with Janis Joplin yang juga sukses besar.
Kini, nama Jeff Jampol identik dengan musisi yang sudah almarhum. Dari musisi itulah, Jampol meraih sukses dan tentunya banyak uang. (WallStreetJournal/Bloomberg)
Berita Terkait
-
Inspiratif: Dari Tugas Kuliah, Mahasiswa Ini Sukses Bikin Brand Camilan Kekinian
-
Dari Sampah Sekolah Jadi Pakan Gratis: Kisah 3 Siswa SMA Atasi Krisis Pangan
-
Dari Tugas Kuliah Jadi Bisnis Nyata, Begini Cara Es Jeruk Naik Kelas Jadi Minuman Premium
-
Kisah Inspiratif Wook Lee, Pemimpin Visioner di Balik Tokenisasi Global
-
Dari Sampah Jadi Emas: Kisah Inspiratif Bank Sampah di Dago Barat
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025