Suara.com - Masyarakat berpenghasilan tidak tetap kesulitan mendapat rumah bersubsidi dari pemerintah karena aturan perbankan yang ketat.
"Aturan yang ketat dari pihak perbankan membuat masyarakat berpenghasilan tidak tetap sulit mendapatkan rumah bersubsidi dari pemerintah," kata pengembang perumahan bersubsidi di Kabupaten Kotawaringin Timur Suprihatin di Sampit, Selasa, (10/3/2015).
Kata dia, pihak pengembang sebetulnya ingin membantu masyarakat berpenghasilan tidak tetap tersebut, namun terkendala dengan aturan yang ditetapkan pihak perbankan.
Persyaratan yang ditetapkan pihak perbankan dengan target sasaran pemerintah masih bertentangan sehinga kondisi itu berimbas pada masyarakat.
Menurut Suprihatin, pemerintah perlu meninjau kembali regulasi yang ditetapkan agar sejalan dengan persayaratan yang ditetapkan pihak perbankan.
Akibat rumitnya aturan dari pihak perbankan tersebut, akhirnya yang mendapatkan rumah bersubsidi hanya kalangan tertentu yakni masyarakat berpenghasilan tetap.
"Sebetulnya jika dilihat yang paling membutuhkan rumah bersubsidi tersebut adalah mereka masyarakat berpenghasilan tidak tetap, namun faktanya selama ini justru mereka yang tersingkir," katanya.
Suprihatin mengungkapkan, program rumah bersubsidi untuk masyarakat tidak mampu yang dicanangkan pemerintah masih belum tepat sasaran, hal itu terjadi karena rumitnya persyaratan.
Selain persyaratan yang rumit dari pihak perbankan, pihak pengembang di Kabupaten Kotim juga mengeluhkan masih terbatas daya listrik yang disediakan oleh pihak PLN.
"Rumah yang telah selesai kami bangun sebagian belum bisa ditempati oleh pembali karena belum terpasang listrik," ucapnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Harga Emas UBS dan Galeri 24 Kompak Naik Signifikan Jadi Rp 2,4 Jutaan
-
Anggota DPR: Kasus Pertalite Campur Air di Jawa Timur Cuma Isu Medsos
-
Bank Indonesia : Tahun Depan Beli Dimsum di China Bisa Bayar Pakai QRIS
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?