Ilustrasi obligasi. [Shuttertsock]
Jepang dilaporkan telah mengalahkan Cina sebagai pemegang terbesar obligasi pemerintah AS pada Februari 2015. Sebagaimana dilaporkan Departemen Keuangan AS pada Rabu (15/4/2015) waktu setempat, ini pertama kalinya terjadi sejak Agustus 2008.
Jepang berada sedikit di depan Cina, meskipun kedua negara telah mengurangi kepemilikan mereka atas surat utang pemerintah AS sejak Januari. Bedanya adalah bahwa Cina melakukan pengurangan yang lebih besar.
Jepang mengakhiri Februari dengan kepemilikan 1.224,4 miliar dolar utang pemerintah AS. Sementara itu Cina, termasuk Hong Kong, memegang 1.223,7 miliar dolar AS. Tertinggal jauh di belakang, di tempat ketiga adalah pusat perbankan Karibia dengan 350,6 miliar dolar AS, diikuti oleh Belgia pada 345,3 miliar dolar AS.
Pinjaman pemerintah AS sendiri dilaporkan telah menurun tajam karena defisit anggaran menyusut selama tiga tahun terakhir, setelah meningkat pesat untuk mendukung ekonomi dalam resesi besar. Defisit federal jatuh menjadi 483 miliar dolar AS pada 2014, tingkat terendah dalam enam tahun, serta di bawah 3,0 persen dari produksi ekonomi untuk pertama kalinya sejak 2007.
Menurut laporan Treasury International Capital, pada Februari, keseimbangan arus modal AS dilaporkan masih dalam zona merah, tetapi masih lebih rendah daripada Januari. Secara keseluruhan, penjualan bersih asing untuk sekuritas jangka panjang pada Februari, diperkirakan mencapai 10,6 miliar dolar AS, jauh di bawah 67,3 miliar dolar AS pada Januari. [Antara/AFP]
Jepang berada sedikit di depan Cina, meskipun kedua negara telah mengurangi kepemilikan mereka atas surat utang pemerintah AS sejak Januari. Bedanya adalah bahwa Cina melakukan pengurangan yang lebih besar.
Jepang mengakhiri Februari dengan kepemilikan 1.224,4 miliar dolar utang pemerintah AS. Sementara itu Cina, termasuk Hong Kong, memegang 1.223,7 miliar dolar AS. Tertinggal jauh di belakang, di tempat ketiga adalah pusat perbankan Karibia dengan 350,6 miliar dolar AS, diikuti oleh Belgia pada 345,3 miliar dolar AS.
Pinjaman pemerintah AS sendiri dilaporkan telah menurun tajam karena defisit anggaran menyusut selama tiga tahun terakhir, setelah meningkat pesat untuk mendukung ekonomi dalam resesi besar. Defisit federal jatuh menjadi 483 miliar dolar AS pada 2014, tingkat terendah dalam enam tahun, serta di bawah 3,0 persen dari produksi ekonomi untuk pertama kalinya sejak 2007.
Menurut laporan Treasury International Capital, pada Februari, keseimbangan arus modal AS dilaporkan masih dalam zona merah, tetapi masih lebih rendah daripada Januari. Secara keseluruhan, penjualan bersih asing untuk sekuritas jangka panjang pada Februari, diperkirakan mencapai 10,6 miliar dolar AS, jauh di bawah 67,3 miliar dolar AS pada Januari. [Antara/AFP]
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Komisaris Utama PHE Lapor LHKPN, Harta Kekayaan Tembus Rp3,08 Triliun
-
BREN Jadi 'Largest Addition' di MSCI, Apa Artinya Bagi Investor Indonesia?
-
Sentimen Positif Pasar Modal Sejak Purbaya Jadi Menkeu: IHSG 6 Kali Cetak Rekor All Time High!
-
3 Rekomendasi Lokasi Rumah di Bogor untuk Kisaran Harga Mulai 400 Jutaan
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya