Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2015 mengalami penurunan surplus sebesar 59 persen dari 1,13 miliar dolar AS pada Maret 2015 menjadi 454,4 juta sepanjang April 2015.
Meski mengalami penurunan surplus, namun capaian ini dinilai oleh BPS lebih baik jika dibandingkan April 2014 yang mencatat defisit 1,97 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, surplus neraca perdagangan turun karena disebabkan oleh melemahnya harga komoditas akibat ekspor migas yang juga menurun.
“Kinerja ekspor April 2015 mencapai 13,08 miliar dolar AS, turun 4,04 persen dibanding Maret 2015. Sedangkan impor April 2015 mencapai 12,63 miliar dolar AS naik 0,16 persen dibanding Maret 2015. Hal ini disebabkan karena trading day kita lebih sedikit dibanding Maret, yaitu hanya 30 hari serta penurunan harga minyak pada bulan tersebut,” kata Sasmito saat ditemui dikantornya, Jumat (15/5/2015).
Berdasarkan catatan BPS, penurunan nilai ekspor migas anjlok sebesar 26,2 persen meskipun hanya berkontribusi sebesar 11,16 persen (yoy) dari total ekspor sepanjang Maret. Sedangkan untuk ekspor non migas periode Januari-April 44,98 miliar dolar AS, turun 6,43 persen (yoy).
"Hasilnya neraca perdagangan kita di sektor migas pun masih mengalami defisit, dengan nilai defisit mencapai 877,9 juta dolar AS. Impor migas kita sebesar 2,33 miliar dolar AS sedangkan ekspor migas kita hanya 1,45 miliar dolar AS," jelasnya.
Meskipun ekspor non migas mengalami penurunan, namun penurunan non migas cenderung lebih kecil hanya sebesar 0,02 miliar dolar AS.
Pasalnya, menurut Sasmito, harga-harga komoditas non migas kini sedang mengalami kenaikan, sehingga penurunan ekspor non migas tak begitu terasa.
“Penurunan volume ekspor kita yang sebesar 3,52 persen ternyata lebih besar dibanding nilai ekspor dengan penurunan sebesar 0,17 persen, artinya kan harga komoditas sedang naik," ungkapnya.
Sementara itu, untuk impor April 2015, mengalami kenaikan 0,16 persen dibanding Maret 2015. Ini disebabkan karena kenaikan nilai impor migas sebesar naik 3 persen dan non migas turun 0,46 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik