Suara.com - Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menilai polemik pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela di Laut Arafura, Maluku akan berdampak negatif bagi iklim investasi. "Ketidakpastian ini akan mengundang keraguan investor lain yang sedang mengerjakan kegiatan eksplorasi di sekitar Masela," ujar Ketua IAGI Sukmandaru Prihatmoko di Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Menurut dia, IAGI berkepentingan terhadap percepatan pengembangan Masela karena penundaan atau pengunduran monetasi dari suatu penemuan akan memundurkan kegiatan eksplorasi berikutnya baik di Masela maupun blok lain sekitarnya. "Investor perlu kepastian, agar eksplorasi tidak tertunda lagi," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi langkah pemerintah menunjuk konsultan independen yang akan mengkaji opsi mana yang terbaik apakah darat (onshore) dengan pipa atau terapung (floating LNG/FLNG). Ia berharap, dalam dua bulan ke depan, sudah ada hasil kajiannya. "Apapun hasil kajiannya harus didukung semua pihak, sehingga polemiknya selesai dan eksplorasi Masela dan blok sekitarnya tidak terganggu," tambah Prihatmoko.
Sukmandaru menambahkan, sejumlah hal lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam pengembangan Masela adalah terkait sumber daya, cadangan, dan potensi eksplorasi. "Jumlah cadangan dan sumber daya serta potensi eksplorasi dari Lapangan Masela dan sekitarnya perlu dikaji terus, dan dapat dipergunakan sebagai pertimbangan pengembangan industri hilirnya," katanya.
Hal lain, lanjutnya, yang perlu menjadi perhatian adalah mitigasi potensi kebencanaan baik gempa maupun tsunami. Menurut dia, jika melihat konfigurasi tektonik di Masela, maka konstruksi yang direncanakan baik di darat maupun laut harus memperhatikan potensi kebencanaan tersebut. "Jangan sampai, setelah dibangun dengan biaya mahal, tapi terpengaruh oleh bencana itu," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, berdasarkan peta batimetri, potensi longsoran bawah laut akibat gempa kemungkinan akan terjadi yang mempengaruhi konstruksi pipa. "Gempa akan men-'trigger' longsoran bawah laut yang akan mempengaruhi konstruksi pipa, sehingga harus dikaji potensi kebencanaan ini secara benar," katanya.
Terakhir, menurut Sukmandaru, pengembangan Masela perlu memperhatikan soal lingkungan. "Apapun pilihannya, apakah darat maupun laut, pastinya akan meninggalkan jejak atau pengaruh terhadap lingkungan. Dengan demikian, kajian konservasi lingkungan semestinya sudah dilakukan," katanya.
Saat ini, hak partisipsi Masela dimiliki Inpex Masela Ltd yang sekaligus bertindak sebagai operator sebesar 65 persen dan Shell Corporation 35 persen. Blok Masela terletak di lepas pantai Laut Arafura berbatasan dengan Australia dan Timor Leste.
Berita Terkait
-
Menko Rizal ke Pejabat ESDM: Jangan Mau Jadi Kelinci Percobaan
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Soal Blok Masela pada 10 Oktober
-
Soal Blok Masela, Menteri ESDM Tetap Pakai Rekomendasi SKK Migas
-
Faisal: 2025, Produksi Minyak Indonesia 400 Ribu Barel Per Hari
-
Cadangan Minyak Indonesia akan Habis 13 Tahun Lagi
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Kabar Kenaikan Gaji PNS Tahun 2026, Ada 2 Syarat
-
Kementerian ESDM Buka Peluang Impor Gas dari AS untuk Penuhi Kebutuhan LPG 3Kg
-
Bisnis AI Kian Diminati Perusahaan Dunia, Raksasa China Bikin 'AI Generatif' Baru
-
Waskita Karya Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Rp3,28 Triliun
-
Dukung Mitigasi Banjir dan Longsor, BCA Syariah Tanam 1.500 Pohon di Cisitu Sukabumi
-
Magang Nasional Gelombang III Segera Digelar, Selanjutnya Sasar Lulusan SMK
-
Banjir Sumatera Telan Banyak Korban, Bahlil Kenang Masa Lalu: Saya Merasa Bersalah
-
Mulai 2026 Distribusi 35 Persen Minyakita Wajib via BUMN
-
Akhirnya Bebas, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Terima Kasih Profesor Dasco