Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3 persen harus diupayakan. Meskipun saat ini masih terjadi perlemahan perekonomian global.
"Kami melihat memang prediksi (ekonomi) global membaik tahun depan. Yang penting kami bisa menjaga (pertumbuhan ekonomi). Paling tidak target 5,3 persen bisa tercapai," katanya di Jakarta, Senin (9/11/2015).
Menkeu mengatakan salah satu hal yang dapat diupayakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tidak melemah adalah dengan mengawasi implementasi paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan pemerintah.
"Pemerintah telah menunjukkan di tengah gejala perlambatan ekonomi masih bisa melakukan sesuatu untuk menggerakkan perekonomian melalui berbagai paket kebijakan yang bisa mencegah perlambatan," ujarnya.
Untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2015, Menkeu mengharapkan angkanya bisa lebih tinggi dari tiga triwulan sebelumnya. Terlebih menjelang akhir tahun, konsumsi dan belanja pemerintah diklaim makin meningkat.
"Mudah-mudahan pada triwulan empat, lebih tinggi. Intinya kita sudah masuk dalam tahap pemulihan. Kami jaga terus agar momentum ini tidak hilang," ujarnya.
BPS mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III-2015 tumbuh 4,73 persen (year on year). Ini artinya lebih baik dari ekonomi pada triwulan I yang tumbuh 4,72 persen dan triwulan II yang tumbuh 4,67 persen.
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III mencapai 4,71 persen, atau lebih baik dari akumulasi pertumbuhan ekonomi pada semester I-2015 sebesar 4,69 persen.
Sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto mengatakan pertumbuhan pada triwulan IV berpotensi tumbuh lebih tinggi karena sektor konstruksi akan terbantu oleh penyerapan belanja modal menjelang akhir tahun.
Selain itu, paket kebijakan ekonomi yang telah diumumkan pada periode September-Oktober 2015 diproyeksikan bisa mulai terlihat dampaknya, karena bisa menjaga kelangsungan industri dan meningkatkan daya beli masyarakat.
"Paket kebijakan saat ini belum terasa, tapi bayangan saya di triwulan empat mulai terasa. Industri makanan dan minuman juga diperkirakan tumbuh yang berpengaruh ke konsumsi rumah tangga," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
Bank Mandiri Oversubscribed 3,10 Kali Setara Rp15,5 Triliun
-
Prakiraan UMP Jakarta 2026, Ada Kenaikan Cukup Besar
-
Libur Nataru Aman dan Nyaman, BRI Hadirkan Layanan 24 Jam
-
Rupiah Masuk Zona Hijau, Dolar AS Kepanasan ke Level Rp16.772
-
Harga Emas di Pegadaian Naik Berturut-turut Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Relawan Mandiri dan BUMN Peduli Bantu Tanggap Bencana Sumatra, Bukti Solidaritas Tanpa Batas
-
Bisnis Mixue Hadir di Amerika Serikat, Netizen: McDonald's Ketar-ketir?
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Ini Strategi Ketergantungan Impor Komponen Kapal Sebesar 80 Persen
-
Iri dengan China? Trump 'Kebelet' Minta Harta Karun Mineral RI