Suara.com - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Kamis, (12/11/2015), mengatakan bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve harus menunda menaikkan suku bunganya sampai ada tanda-tanda yang jelas dari peningkatan inflasi.
Dalam laporan tentang isu-isu ekonomi global yang disiapkan untuk pertemuan tingkat tinggi G20 pada 15-16 November di Antalya, Turki, IMF mengkhususkan prospek suku bunga AS yang lebih tinggi sebagai tantangan utama pertumbuhan lambat ekonomi dunia.
Di banyak negara maju, katanya, kebijakan moneter "harus tetap akomodatif, termasuk melalui langkah-langkah konvensional, untuk mengurangi risiko terhadap aktivitas dari inflasi yang rendah dan permintaan lemah berkepanjangan." Untuk The Fed, yang bisa mulai menaikkan suku pada Desember setelah mempertahankan suku bunga acuan federal fund mendekati nol sejak akhir 2008, IMF mendesak untuk menunggu sampai jelas bahwa tekanan turun pada inflasi telah berlalu.
Keputusan The Fed "harus tetap bergantung data, dengan kenaikan pertama dalam suku bunga federal fund menunggu sampai penguatan di pasar tenaga kerja berlanjut disertai dengan tanda-tanda kuat dari inflasi terus meningkat menuju target inflasi jangka menengah Federal Reserve dua persen," katanya.
IMF juga mengatakan bank sentral Jepang (BoJ), memerangi pertumbuhan lebih lemah, "harus siap untuk pelonggaran lebih lanjut," sementara Bank Sentral Eropa, mempertimbangkan lebih lanjut upaya-upaya peningkatan stimulusnya dalam beberapa bulan mendatang, harus membuat jelas komitmen kuat untuk program pembelian aset.
"Kebijakan moneter akomodatif tetap penting di banyak negara-negara maju," kata IMF. (Antara)
Berita Terkait
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
-
Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
-
Bank Indonesia Diramal Tahan Suku Bunga di Akhir Tahun, Ini Faktornya
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun