Suara.com - Tahukah Anda, ternyata tak hanya kesehatan yang membutuhkan pengecekan rutin agar terhindar dari berbagai jenis penyakit, tetapi keuangan juga perlu dicek secara rutin. Apa perlunya cek keuangan?
Tentu saja untuk menjaga kondisi keuangan agar senantiasa sehat. Kondisi keuangan yang sehat memungkinkan uang bisa dikelola dengan baik sehingga dapat dialokasikan ke hal-hal yang menguntungkan seperti investasi, tabungan, deposito, dan lain sebagainya.
Apa ukuran kesehatan keuangan? Ada banyak alat ukur untuk mengecek sehat tidaknya kondisi keuangan. Sebut saja rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aset likuid, dan lain sebagainya. Tidak perlu menyewa jasa seorang profesional di bidang keuangan untuk melakukan financial check up, karena Anda bisa menghitung dan menganalisis sendiri kondisi keuangan Anda.
Berikut cara cepat untuk mengukur kesehatan keuangan Anda.
1. Rasio Utang Konsumtif
Sehat tidaknya keuangan Anda dapat diukur dari rasio utang konsumtif. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total utang konsumtif dengan total pendapatan per bulan yang Anda miliki. Utang konsumtif merupakan pinjaman yang dipergunakan untuk tujuan konsumtif, seperti cicilan produk-produk elektronik, kredit tanpa agunan, tagihan kartu kredit, dan lainnya. Sementara pendapatan per bulan yakni rata-rata gaji atau penghasilan yang dimiliki setiap bulan.
Standar nilai rasio utang konsumtif adalah 0%, di mana semakin rendah nilai rasio yang diperoleh menunjukkan kondisi keuangan semakin sehat. Asumsinya, semakin kecil utang konsumtif, maka semakin sehat kondisi keuangan.
2. Rasio Cicilan
Anda punya cicilan kendaraan, KPR, dan lainnya? Jika ya, Anda bisa mengecek kesehatan keuangan melalui rasio cicilan. Rasio ini menghitung perbandingan antara total cicilan bulanan dengan total pendapatan tetap bulanan. Standar toleransi rasio ini adalah maksimum 30%. Apabila rasio cicilan Anda menunjukkan angka lebih kecil dari 30%, artinya kondisi keuangan Anda tergolong sehat. Sebaliknya, jika rasio cicilan yang diperoleh lebih dari 30%, artinya keuangan Anda tidaklah sehat, sehingga perlu segera diambil langkah penyembuhan agar tidak semakin kritis apalagi sampai kolaps.
3. Rasio Dana Darurat
Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengecek kondisi kesehatan Anda lainnya adalah rasio dana darurat. Rasio ini membandingkan antara total aset likuid dengan total biaya tetap bulanan. Aset likuid merupakan kekayaan yang bisa diuangkan dengan cepat, meliputi uang tunai, tabungan, cek, giro, deposito, dan reksa dana. Sementara total biaya tetap bulanan yakni keseluruhan pengeluaran yang sifatnya tetap, seperti biaya listrik, telepon, konsumsi sehari-hari, transportasi, dan biaya-biaya lainnya yang bersifat rutin.
Nilai toleransi rasio ini dibedakan antara pribadi (lajang) dengan keluarga, di mana untuk lajang 6, sedangkan untuk keluarga adalah 12. Tidaklah mengherankan, karena memang kebutuhan untuk pribadi berbeda dengan keluarga. Ukuran nilai toleransi 6 dimaksudkan bahwa aset likuid yang dimiliki sanggup untuk membiayai hidup selama enam bulan.
Demikian pula nilai toleransi 12, mengandung makna bahwa aset likuid yang dimiliki mampu digunakan untuk membiayai kehidupan keluarga selama 12 bulan. Semakin besar nilai rasio yang dihasilkan menunjukkan kondisi kesehatan keuangan Anda semakin baik. Sebaliknya, semakin kecil nilai rasio dana darurat ini, maka kondisi keuangan Anda semakin tidak sehat.
4. Rasio Biaya Terhadap Pendapatan
Rasio biaya terhadap pendapatan ini mampu mencerminkan pola dan gaya hidup Anda sehari-hari tentunya terkait dengan pengalokasian penghasilan Anda. Rasio biaya terhadap pendapatan merupakan alat ukur kesehatan finansial yang membandingkan antara total biaya tetap bulanan dengan total pendapatan tetap bulanan. Nilai toleransinya adalah < 1. Jika keuangan Anda sehat, maka rasio biaya terhadap pendapatannya harus kurang dari 1.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik
-
Bahlil Ungkap Update Terkini Pemulihan Jaringan Listrik Aceh: 4 Kabupaten Pemadaman Bergilir
-
Aturan UMP Baru, 5 Provinsi Luar Jawa Jadi Kandidat Gaji Tertinggi
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya