Suara.com - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi Santoso mengatakan perusahaan industri pesawat terbang tersebut harus masuk ke industri pesawat komersial agar tetap eksis.
"Kami harus masuk ke pesawat komersial karena pasarnya lebih besar dibanding pesawat militer," kata Budi di kantor PT DI, Bandung, Kamis (11/2/2016).
Budi tidak menampik bahwa PT DI saat ini bisa tetap "hidup" karena adanya pesanan pesawat militer dari pemerintah Indonesia maupun pemerintah negara lain untuk keperluan pertahanan.
Namun ia menjelaskan bahwa permintaan untuk pesawat alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak selamanya ada. "Alutsista itu kalau pas banyak, banyak (pesanan). Tapi kalau lagi turun, turun (pesanannya). Jadi tidak konstan," kata Budi.
Pemerintah Indonesia juga meminta agar PT DI mulai memproduksi pesawat-pesawat komersial agar tetap bisa eksis tanpa bergantung pada pesanan pesawat alutsista.
Namun demikian, kata Budi, bukan berarti PT DI mengurangi produk alutsistanya. "Tapi dengan hidup di pesawat komersial ini kami juga masih punya kemampuan membuat alutsista. Biasanya semua perusahaan yang membuat alutsista juga membuat pesawat komersial," kata Budi.
Budi yang juga pernah memimpin PT Pindad mencontohkan perusahaan Boeing yang terkenal dengan produk pesawat komersialnya juga banyak memproduksi alutsista.
"Boeing kan terkenalnya pesawat komersial, tapi lebih dari 50 persen penjualannya itu alutsista," ujar Budi.
Saat ini PT DI sudah mengeluarkan produk pesawat komersial N219 dan sedang mengembangkan pesawat komersial terbarunya yakni N245.
"Jadi kita mulai dengan N219 dan mudah-mudahan kalau desainnya benar kita bisa 'launching' N245," ujar dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Presiden Prabowo Kerahkan 4 Pesawat Militer untuk Bantuan Bencana di Sumatra
-
Pulau Biak Jadi Rebutan: Rusia Incar Pangkalan Militer, Dulu Diperebutkan Negara Adidaya!
-
Beda Gaya Jokowi dan Iriana Naik Pesawat Komersial: Kemeja Putih Polos vs Full Barang Branded
-
Rekam Jejak dan Kekayaan KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, Ditunjuk Erick Thohir Jadi Komisaris Utama PTDI
-
Tiba di Jakarta, Terungkap Situasi di Dalam Pesawat Komersial yang Ditumpangi Paus Fransiskus
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak