Suara.com - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang Eropa, euro, sterling dan franc, pada Selasa waktu setempat (Rabu (23/3/2016) pagi WIB). Itu disebabkan para investor mengkaji dampak ledakan di Brussels yang mengakibatkan puluhan orang tewas.
Data resmi menunjukkan bahwa setidaknya 34 orang tewas dalam ledakan Selasa di bandara dan stasiun kereta bawah tanah kota Brussels.
Para pemimpin dunia mengecam keras serangan teroris dan menyatakan belasungkawa mereka, menyerukan upaya-upaya bersama untuk memerangi terorisme global.
Mata uang Eropa termasuk euro, sterling dan franc Swiss, melemah terhadap 'greenback' menyusul serangan di Brussels. Pound sterling tergelincir lebih dari 1,1 persen terhadap dolar AS selama sesi Selasa.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,42 persen menjadi 95,691 pada akhir perdagangan.
Di sisi ekonomi, Indeks Pembelian Manajer (PMI) pendahuluan disesuaikan secara musiman untuk sektor manufaktur AS yang dirilis Markit datang di 51,4 pada Maret, gagal memenuhi ekspektasi pasar 52,4.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh ke 1,1212 dolar dari 1,1248 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4201 dolar dari 1,4396 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7615 dolar dari 0,7595 dolar.
Dolar dibeli 112,41 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,86 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9730 franc Swiss dari 0,9697 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3047 dolar Kanada dari 1,3067 dolar Kanada. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan