Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah pejabat, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (22/3). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan ke sejumlah negara Eropa selama sepekan, yakni Jerman, Inggris, Belgia dan Belanda. Kunjungan Presiden ini memenuhi undangan pemimpin negara-negara tersebut.
"Kunjungan Presiden akan dimulai pada tanggal 18 April dan akan berakhir pada tanggal 22 April." kata Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Dia menjelaskan, bahwa Indonesia merupakan negara pertama yang memiliki komprehensif partnership agreement dengan Uni Eropa. Sehingga sudah sewajarnya apabila fondasi kuat yang sudah dibangun tersebut dapat diejawantahkan di dalam kerjasama kongkrit yang menguntungkan bagi rakyat kedua pihak.
"Kunjungan kali ini akan memperkuat kerjasama tradisional strategis yang dimiliki oleh Indonesia dengan Uni Eropa dalam menghadapi tantangan global baru," ujar dia.
Data-data yang menunjukan bahwa hubungan Indonesia dengan Uni Eropa cukup kuat, misalnya di dalam perdagangan pada tahun 2015, angka perdagangan kedua negara mencapai USD26,14 miliar. Yang berarti bahwa Uni Eropa merupakan mitra keempat terbesar Indonesia dalam perdagangan luar negeri.
"Di bidang investasi, Uni Eropa juga merupakan partner ketiga terbesar dan angka investasi untuk tahun 2015 mencapai USD2,26 miliar," ungkap dia.
Kemudian dari segi pariwisata, angka wisatawan mancanegara dari Eropa yang masuk ke Indonesia menunjukkan angka yang hampir mencapai satu juta orang. Oleh sebab itu, beberapa elemen akan diperkuat, pertama kerjasama ekonomi. Menurut dia, penekanan kerjasama ekonomi akan tampak sekali di dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Eropa kali ini, termasuk di dalamnya ada isu yang terkait dengan perdagangan, investasi dan maritim.
"Dari program yang telah kami siapkan sejauh ini, interaksi Presiden dengan kalangan bisnis akan banyak dilakukan dan delegasi swasta akan menyertai Presiden di dalam kunjungan ke Eropa kali ini," terang dia.
Elemen kedua, memperkuat kerjasama dalam menanggulangi ekstrimisme dan terorisme. Selain kerjasama, juga menekankan pentingnya untuk terus perkuat toleransi.
"Akhir Minggu lalu saya menerima Mogherini. Dalam pertemuan itu kami juga membahas mengenai masalah kerjasama untuk melawan ekstrimisme, terorisme dan bagaimana kita berupaya untuk memperkuat penyebaran toleransi tersebut. Dan saya ingin mengutip apa yang disampaikan oleh Mogherini yang menegaskan bahwa apabila pesan semacam ini disampaikan Indonesia, maka akan menjadi pesan yang sangat kuat, powerful message," ucap Retno.
Dia menambahkan, dalam kunjungan Jokowi ke Eropa tentunya hasil kongkrit berupa due bisnis juga akan dilakukan. Namun sampai saat ini Pemerintah terus bekerja untuk mengkongkritkan hasil-hasil kerjasama ekonomi yang bisa dilakukan, pada saat ini belum bisa disampaikan berapa nilai due bisnis tersebut.
"Selain kunjungan yang bersifat bilateral, Presiden Jokowi juga akan melakukan pertemuan secara penuh dengan Uni Eropa dan untuk pertama kalinya Presiden RI akan melakukan pertemuan dengan tiga Presiden Uni Eropa, yaitu Presiden Dewan Eropa, Presiden Parlemen Eropa dan Presiden Komisi Eropa. Jadi Presiden akan melakukan pertemuan secara terpisah dengan ketiga Presiden tersebut," tutup Retno.
Komentar
Berita Terkait
-
Airlangga Sebut 2025 Jadi Whirlwind Year: Ekonomi Dunia Diterjang Badai Ketidakpastian
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
IEU-CEPA Disepakati, Uni Eropa Lirik Industri F&B hingga Energi Terbarukan Indonesia
-
Organisasi Internasional Sebut AI Bakal Jadi Penolong Ekonomi Dunia Bisa Tumbuh Tinggi
-
Uni Eropa Gagal Sepakati Target Iklim 2035, Hanya Bawa Pernyataan Niat ke PBB
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW
-
Revisi UU P2SK Dinilai Beri Perlindungan bagi Nasabah Kripto
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan