Kementerian Perindustrian memfokuskan pengembangan pendidikan vokasi industri yang berbasis kompetensi serta memiliki keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Langkah ini juga ditujukan mengurangi angka pengangguran yang cukup tinggi.
“Ke depan, pendidikan vokasi atau pendidikan tingkat tinggi mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan di dunia industri saat ini, sehingga tidak ada lagi kesenjangan,” tegas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/8)/2016.
Menperin memastikan, industri nasional mampu kompetitif dan berdaya saing tinggi karena terbangunnya SDM yang kompeten dengan didukung teknologi terkini. “Dengan target pertumbuhan industri nasional sebesar 5-6 persen per tahun, sektor industri memerlukan tenaga kerja sebanyak 600 ribu orang setiap tahun yang harus disiapkan kompetensinya,” kata Airlangga.
Melalui pengembangan pendidikan vokasional yang menekankan pada penguasaan kompetensi kerja, Menperin pun optimistis kepada para angkatan kerja Indonesia yang cukup besar jumlahnya saat ini akan menjadi SDM yang siap bekerja baik untuk mengisi pasar di dalam negeri maupun internasional.
“Program pelatihan vokasional ini dapat menjadi contoh dan dimassalkan. Akademi komunitas ini dapat memotong kurva pembelajaran selama ini sekaligus meminimalkan kesalahan dalam pekerjaan di perusahaan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri Kemenperin Mujiyono mengatakan,pembangunan SDM sebagai faktor penggerak pertumbuhan industri merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, yang bertujuan untuk mendorong tersedianya tenaga-tenaga kerja industri yang kompeten dan berdaya saing.
Pusdiklat industri sendiri memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pembangunan SDM industri yang terampil atau memiliki kompetensi di bidangnya. “Disiapkannya tenaga kerja industri yang terampil tersebut, agar industri nasional dapat meningkatkan produktivitasnya sehingga produk-produk yang dihasilkan juga memiliki daya saing tinggi di pasar domestik dan ekspor,”paparnya.
Saat ini, Kemenperin telah memiliki 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 8 Politeknik, dan 1 Akademi Komunitas Industri yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang industri. “Sesuai amanat UU Perindustrian, kami akan terus kembangkan unit-unit pendidikan sejenis di kawasan industri serta wilayah-wilayah pusat pertumbuhan industri,” tuturnya.
Penuhi Kebutuhan Industri TPT
Terkait pendirian Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Solo, Menperin Airlangga menyambut baik karena sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dari hasil kunjungan kenegaraan di Jerman pada April 2016. “Pemerintah telah menetapkan arah pengembangan pendidikan vokasi Indonesia dengan mengadopsi konsep pendidikan dual system dari Jerman,” ucapnya.
Pendidikan sistem ganda (dual system) berorientasi pada penguasaan kemampuan kerja dengan mengintegrasikan pendidikan di sekolah atau kampus dengan di industri sehingga terwujud sinergi pembelajaran di kedua lingkupnya.
“Saya memberikan apresiasi terhadap sistem pembelajaran yang diterapkan di Akademi Komunitas Industri TPT Solo ini karena dilaksanakan dengan mengadopsi konsep dual system, yang dapat menjadi contoh bagi pengembangan pendidikan vokasi Indonesia ke depannya,” papar Airlangga.
Akademi Komunitas Industri TPT Solo berkomitmen memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri TPT yang terus meningkat. Tidak saja dari level operator, tetapi pada tingkatan yang lebih ahli yaitu kepala regu dan supervisor.
“Sebagaimana kita ketahui, industri TPT merupakan sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang atau sebesar 10,36 persen tenaga kerja di sektor industri,” ungkapnya.
Sementara itu, Mujiyono mengatakan, pembangunan Akademi Komunitas Industri TPT Solo dapat menjadi pijakan untuk pengembangan pendidikan vokasi industri ke depannya. “Tidak saja untuk peningkatan kapasitas mahasiswa, tetapi juga peningkatan kualitas penyelenggaraan melalui fasilitas pendidikan yang lebih lengkap,” ujarnya.
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Garuda Indonesia Stop Jalankan Rute Penerbangan yang Bikin Rugi
-
Perusahaan RI Pamer Teknologi Canggih di Pameran Baterai, Bukti Indonesia Siap Bersaing Global
-
Pentingnya Sertifikasi Halal, BPOM, dan HKI agar UMKM Bisa Naik Kelas
-
Catat! Jadwal Penyaluran Bansos Beras dan Minyak Goreng untuk 18 Juta KPM
-
Kisah UMKM Nanas Nadi: Naik Kelas Lewat KUR dan Layanan Digital BRI
-
4 Fakta Seleksi CPNS 2026: Prioritas Rekrutmen ASN atau PPPK?
-
India Bebaskan Pajak Bahan Pokok dan Kurangi Gunakan Produk Asing
-
Wirausahawan Muda Bakal Bermunculan Lewat Indonesian Entrepreneur Project
-
Mau Investasi AI, SoftBank Group Pangkas 20 Persen Karyawan
-
Pembiayaan KPR Bank Mega Syariah Raup Rp 334 Miliar