Menteri BUMN Rini Soemarno menginstruksikan PT PLN (Persero) mengambilalih 50 persen saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk mempermudah kerja sama dalam meningkatkan bisnis panas bumi di perusahaan itu.
"Kemitraan kedua perusahaan itu harus didukung, satu memiliki kekuatan mengebor (Pertamina), satu lagi (PLN) memiliki kemampuan transmisi dan serta penjualan listrik," kata Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Menurut Rini, dalam pengambilalihan itu PLN tidak akan menguasai seluruh saham dari anak usaha Pertamina tersebut, tetapi hanya 50 persen, sisanya tetap dikuasai Pertamina.
"Panas bumi (gheotermal) selama ini digunakan untuk keperluan energi primer, yaitu listrik, sementara Pertamina bergerak di bidang minyak dan gas (migas). Karena itu agar energi panas bumi dapat cepat berkembang maka pengelolaan PGE perlu diserahkan ke ahli listrik, dalam hal ini PLN," katanya.
Kedua perusahaan ini berbeda bisnis, namun tujuan dari sinergi agar dapat meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan.
Pada kesempatan itu, Rini juga mengisyaratkan bahwa meskipun saham PGE sahamnya 50 persen, namun tetap masuk dalam Holding BUMN Energi yang dipimpin Pertamina yang segera terbentuk dalam waktu dekat.
"PGE tetap bagian dari Pertamina. Jangan lupa, PLN juga tidak bisa sendiri karena dalam 'drilling' itu ahlinya Pertamina. Tapi jual listrik bukan ahlinya Pertamina," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah memproyeksikan PGE akan menjadi perusahaan induk (holding) geothermal milik BUMN.
Rencana tersebut menyusul selama ini masing-masing PGE maupun PLN memiliki bisnis geothermal serta target EBT (Energi Baru dan Terbarukan) nasional pada 2025 mencapai 2.700 megawatt (MW).
Sebelum terbentuknya holding geothermal, pemerintah menginisiasi sinergi antara PGE dan PLN. Dengan sinergi ini, lanjut Edwin, kedua perusahaan bersama-sama dapat mengakuisisi wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi di dalam maupun luar negeri. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T