Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong kelestarian sumberdaya alam perairan yang selaras dengan Tiga Pilar Pembangunan Kedaulatan, Keberlanjutan dan Kesejahteraan. Untuk mendukung keberlanjutan, salah satu uapaya yang dilakukan adalah melakukan penebaran kembali (restocking) ikan khususnya ikan lokal yang saat ini telah mengalami penurunan populasi di beberapa lokasi. Salah satunya adalah di Waduk Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
“Ikan-ikan lokal dan asli Indonesia seperti ikan Tawes, Nilem, dan Udang Galah, dulu populasinya cukup banyak dan hidup serta berkembang biak di perairan umum. Tetapi seiring dengan waktu dan cara penangkapan yang belum sesuai kaidah yang benar, populasi ikan-ikan lokal tersebut menjadi menurun bahkan mengalami kepunahan. Dengan telah dikuasainya teknologi pembenihan ikan-ikan lokal tersebut, maka produksi benih yang dihasilkan dapat di restocking atau di tebar kembali ke alam untuk memperkaya dan meningkatkan sumber daya perikanan di perairan umum. Sehingga, perairan umum baik itu sungai, danau maupun waduk dapat kembali menjadi tumpuan masyarakat sekitarnya untuk meningkatkan pendapatan dan juga gizi masyarakat”, demikian di sampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat melakukan penebaran ikan di Waduk Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2016).
Ikan yang ditebar di Waduk Jatibarang ini adalah ikan bandeng 100 ribu ekor, nilem 100 ribu ekor dan udang galah 100 ribu ekor. “Jenis ikan yang di pilih, merupakan ikan pemakan plankton dan tanaman air, dan memiliki trophic level yang berbeda sehingga tidak bersaing satu sama lain, justru saling mendukung untuk keberlanjutan sumberdaya ikan di perairan”, terang Slamet.
Slamet menambahkan bahwa ikan Bandeng yang memiliki kemampuan hidup di air tawar dan payau, merupakan salah satu komoditas yang mendukung ketahanan pangan dan gizi. “Demikian juga dengan ikan Nilem dan udang Galah. Sehingga di harapkan setelah penebaran ini, masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata atau POKDARWIS, mampu menjaga kelestariannya. Harus disusun peraturan yang melarang penangkapan ikan yang bertelur dan dengan ukuran tertentu, sehingga ketersediaan ikan di waduk ini selalu terjaga dan masyarakat benar-benar mendapatkan manfaatnya. Disamping itu, penebaran ini akan meningkatkan daya tarik wisata di waduk jatibarang seperti wisata memancing atau menangkap ikan, menjaga kebersihan waduk atau disesuaikan dengan budaya setempat. Bahkan bisa sebagai bagian dari wisata kuliner ikan, khususnya di waduk jatibarang”, tambah Slamet.
“Penebaran di suatu perairan umum, bukan hanya tugas pemerintah, tetapi harus di jadikan contoh dan di tiru oleh masyarakat. Sehingga ke depan, masyarakat mampu melakukan penebaran dengan kesadaran sendiri dan menjadi suatu kebutuhan. Dan apabila di dukung dengan kearifan lokal, akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar perairan tersebut secara berkelanjutan. Sebagai contoh, kelompok masyarakat menggunakan pendapatannya dari hasil penjualan tangkapan ikan, untuk sebagian dibelikan benih ikan untuk ditebar kembali ke perairan. Hal ini akan membawa manfaat yang berkelanjutan, baik bagi perairan maupun unit pembenihan yang ada,” jelas Slamet.
“Penebaran ikan ke perairan umum ini sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, untuk memperkaya ikan di sumberdaya perairan yang ada, sehingga dapat di manfaatkan oleh masyarakat sekitarnya, untuk meningkatkan pendapatan, mendukung ketahanan pangan dan juga meningkatkan nutrisi masyarakat. Kegiatan ini akan terus dilakukan di perairan umum lainnya, tentunya dengan jenis ikan di sesuaikan kondisi perairan setempat,” tutur Slamet.
Lebih lanjut Slamet mengatakan bahwa sampai dengan bulan Agustus 2016, penebaran benih dalam rangka restocking telah mencapai 14,2 juta ekor. “Ini terdiri dari benih ikan air tawar 10,79 juta ekor, benih ikan air payau seperti kepiting dan rajungan sebanyak 3,375 juta ekor dan benih ikan laut sebanyak 8.500 ekor, yang berasal dari benih kerapu. Untuk benih ikan air tawar, merupakan benih ikan lokal asli Indonesia, seperti Tawes, Nilem, Udang Galah, Jelawat, Papuyu dan Haruan,” kata Slamet
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) nya telah berhasil melakukan domestikasi terhadap ikan-ikan lokal dan asli Indonesia, “Seperti Nilem dan Udang Galah yang ditebar saat ini adalah produksi dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, sedangkan Bandeng dihasilkan oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang. Ini sebagai wujud dukungan perikanan budidaya terhadap kelestarian ikan di perairan umum dan juga mendukung keberlanjutan lingkungan,” pungkas Slamet.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing