Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime mengatakan bahwa sentimen terhadap perekonomian Indonesia membaik karena kesuksesan program amnesti pajak periode pertama melahirkan optimisme bahwa dana yang terkumpul bisa ditanamkan kembali ke dalam ekonomi nasional.
Program amnesti pajak Indonesia berhasil menarik sekitar 10,5 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) repatriasi aset yang dapat digunakan untuk membantu pemerintah menutup defisit fiskal dan mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Rupiah menguat terhadap Dolar AS pada hari Senin (10/10/2016) mendekati level 12907.
"Salah satu alasannya adalah karena optimisme pasca penampilan Hillary Clinton yang stabil dalam debat pilpres putaran kedua meningkatkan selera akan aset pasar berkembang. Walaupun Asian Development Bank (ADB) baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan Indonesia untuk tahun 2016 dan 2017, prospek negara ini secara umum masih tetap optimis apabila program amnesti pajak berhasil," kata Lukman dalam keterangan tertulis, Selasa (11/10/2016).
Perhatian investor akan tertuju pada laporan penjualan ritel Indonesia yang akan dirilis hari Selasa (11/10/2016) dan mungkin menjelaskan tentang level belanja konsumen saat ini menjelang kuartal ke-4. Apabila data ritel bulan Agustus menggembirakan, pertumbuhan PDB dapat terbantu dan Rupiah serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat.
Debat Trump vs Clinton Putaran ke-2 Tidak Terlalu Berpengaruh
Nuansa perdagangan di pasar finansial pada pembukaan pekan ini kurang jelas karena tajuk utama tentang hasil referendum Uni Eropa dan anjloknya harga minyak di akhir pekan lalu mengganggu sentimen investor.
Alasan lain dari awal perdagangan yang tidak tegas ini mungkin karena perhatian investor tersedot oleh Debat Pilpres Clinton vs Trump putaran kedua yang berlangsung di malam harinya yang membuat Peso Meksiko kembali menguat signifikan karena harapan Donald Trump untuk menjadi Presiden AS semakin tipis. Reaksi pasar secara keseluruhan terhadap debat putaran ke-2 ini jauh lebih tidak volatil dibandingkan putaran pertama, mungkin karena probabilitas kemenangan kedua kandidat dalam pilpres AS jauh lebih ketat saat itu.
"Donald Trump saat ini sepertinya semakin terasing dari partai politiknya sendiri setelah komentar dalam rekaman tahun 2005 yang beredar telah menjadi langkah bunuh diri dalam kampanye pilpres Trump," ujar Lukman.
Bisakah BoE menstabilkan GBP pekan ini?
Perhatian dunia finansial sepertinya masih akan tertuju pada Poundsterling (GBP) dalam pekan mendatang, terutama setelah GBP mengalami "flash crash" pada hari Jumat pagi. "Saya pribadi tidak akan terkejut apabila Bank Sentral Inggris (BoE) mengeluarkan komentar terbuka tentang peristiwa terkini terkait GBP setelah Menteri Keuangan Philip Hammond menanggapi peristiwa pekan lalu dengan mengatakan bahwa turbulensi pasar tersebut sudah dapat diduga. Pemerintah Inggris akan segera mencoba mengaktifkan Pasal 50 dan memulai proses negosiasi untuk keluar dari Uni Eropa sehingga GBP akan semakin tertekan," jelas Lukman.
Posisi BoE sangat sulit karena GBP saat ini berada dalam level terendah dalam satu generasi terakhir, walaupun Inggris tetap salah satu ekonomi dengan kinerja terkuat dibandingkan negara-negara maju lainnya. Walaupun peluang BoE bergerak untuk menstabilkan GBP melalui intervensi langsung teramat kecil saat ini, BoE mungkin saja akan menyampaikan kemudian bahwa lemahnya GBP dapat menimbulkan risiko terlampauinya target inflasi 2 persen dan ini dapat menghambat pelonggaran moneter lebih lanjut.
GBPUSD saat ini berusaha bertahan di level 1.24 namun sentimen beli terhadap mata uang ini berada di level yang sangat lemah sehingga saya memprediksi GBP akan terus melemah selama beberapa bulan mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing