Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pada Selasa (8/11/2016), menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang memadai dan lebih baik dipastikan mampu memulihkan perekonomian suatu negara.
"Kami percaya bahwa infrastruktur yang lebih baik di wilayah ini akan memberikan akses yang lebih mudah ke pasar global, dan memberikan lebih banyak kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan kekayaan kita dengan baik," kata Menkeu dalam keterangan tertulis, saat menjadi Keynote Speech pada acara ASEAN G2B Infrastructure Investment Forum yang diadakan bersamaan dengan Indonesia Infrastructure Week 2016 di Hotel Shangrilla Jakarta.
Menkeu mengatakan, saat ini negara-negara di ASEAN dan di dunia sedang menghadapi situasi ekonomi global yang menurun. Penurunan aktivitas ekonomi global, menjadi latar belakang pentingnya infrastruktur dan peran pemerintah dalam investasi infrastruktur guna membantu memulihkan perekonomian, imbuh Sri Mulyani.
Di sisi lain, katanya, pertumbuhan ekonomi yang ada belum dapat dinikmati secara adil dan merata oleh semua orang.
"Sebagian karena akses yang tidak merata terhadap pelayanan dasar seperti sanitasi, perawatan kesehatan, dan pekerjaan yang baik. Semua ini dipengaruhi oleh kualitas dan ketersediaan infrastruktur," lanjut Menkeu.
Oleh karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk berinvestasi lebih agresif dalam bidang infrastruktur di tahun-tahun mendatang, jelas dia.
Tahun ini saja, menurut Sri Mulyani, sebanyak Rp317,1 triliun dari anggaran pemerintah dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, angka itu naik sekitar 78 persen dibandingkan tahun 2014.
Menkeu berharap, kemajuan perkembangan infrastruktur Indonesia sejalan dengan perkembangan agenda infrastruktur lainnya di kawasan ASEAN.
"Adalah hal yang sangat menggembirakan untuk melihat program investasi berjalan dengan baik untuk mencari cara menghubungkan antar daerah dan mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi melalui kerjasama lintas negara," kata Menkeu. (Antara)
Berita Terkait
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok