Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menjalin kerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), guna memperkuat pengawasan dan mengoptimalkan sumber daya kelautan dan perikanan. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di Gedung Mina Bahari I, Lantai GF, Jakarta, Selasa (18/4/2017).
Kerjasama antara KKP - BPPT ini bertujuan untuk memanfaatkan, mengoptimalkan, dan mendayagunakan sumberdaya kelautan dan perikanan, melalui rekayasa genetika spesies ikan budidaya khususnya penerapan teknologi, serta permodelan kapal penangkap ikan. Selain itu, kerja sama juga dilakukan dalam rangka mendukung fasilitasi program prioritas KKP berupa pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan.
Pada sektor perikanan budidaya, kerjasama difokuskan pada pengkajian, penerapan dan pengembangan teknologi pembudidayaan ikan untuk mendorong pengembangan pulau-pulau kecil khususnya di SKPT. Sedangkan pada sektor perikanan tangkap, kerjasama dilakukan pada Pengkajian dan Perancangan Kapal Penangkap Ikan Ukuran 110 GT sampai dengan 130 GT.
Kepala BPPT, Unggul Priyanto berharap kerjasama ini dapat memberikan sumbangsih besar bagi negara dan membantu menyelesaikan permasalahan perikanan, terutama di sektor kelautan dan perikanan. “Saya harapkan dengan adanya kerjasama ini, kerja sama kita bisa lebih bermanfaat lagi”, ujar Unggul di Jakarta, Selasa (18/4/2017).
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama yang dilakukan antara Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP-KKP) dengan Deputi Bidang Teknologi Antariksa Lapan. Adapun ruang lingkup kerja sama berupa pemanfaatan teknologi satelit dan penerbangan untuk mendukung pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Eko Djalmo Asmadi menilai, selain membantu program kerja KKP, kerja sama ini tentunya akan dapat menghemat anggaran operasional yang dikeluarkan. Ia pun berharap, kerjasama ini dapat diimplementasikan dengan baik. “Harapannya semoga impelementasinya segera dilaksanakam dan peralatannya bisa digunakan secara optimal, sehingga pengawasan dapat dilakukan secara komprehensif”,jelasnya.
Nantinya, implementasi dari kerja sama ini akan difokuskan pada pemanfaatan data satelit LAPAN-A2/LAPAM-ORARI dan LAPAN-A3/LAPAN-IPB untuk kebutuhan data Automatic Identification System (AIS) di Pusat Pengendalian (PUSDAL) Ditjen PSDKP. Selain itu, juga dilakukan pemantauan dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dengan menggunakan kamera multispectral imager, serta kelancaran pada komunikasi radio untuk pengawasan.
Sekretaris Jenderal KKP, Rifky Effendy Hardijanto mengungkapkan penggunaan teknologi yang tepat guna, akan menjadikan kinerja lebih efektif, terutama untuk pengawasan dan budidaya ikan. Sementara untuk peningkatan produksi sumber daya ikan, penggunaan kapal-kapal tradisional nelayan akan tetap dilanjutkan.
Baca Juga: Perkuat Perikanan Nasional, KKP Gandeng Prancis
"Penerapan teknologi ini perannya harus kita perkuat. Selain efektif, teknologi bisa menjadikan semuanya mudah. Untuk produksi sumber daya ikan, kita masih hidupkan kearifan lokal dengan penggunaan kapal-kapal kecil di daerah", ujarnya.
Ia pun berharap, hasil kerjasama dapat mencapai target yang ditentukan. "Semoga ada target goalnya apa, setahun apa, 6 bulan apa, jadi bukan hanya di atas kertas saja", lanjutnya.
Diharapkan dengan adanya kerja sama ini, dapat mengoptimalkan peran berbagai instansi untuk menjaga potensi sumber daya laut Indonesia, terutama dalam sektor perikanan budidaya, perikanan tangkap dan pengawasan sektor kelautan dan perikanan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!