Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rofi’ Munawar menanggapi target Pemerintah dalam asumsi makro ekonomi sektor energi di tahun 2018 relatif stagnan. Hal ini terlihat dari asumsi harga minyak mentah yang masih konservatif pada kisaran 45 – 60 dollar AS per barel dan angka lifting minyak 771 ribu – 815 ribu bph (barel per hari) seperti tahun lalu.
“Terkait asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada kisaran 45-60 dolar AS per barel. Fraksi PKS berpendapat bahwa ICP pada tahun 2018 akan masih fluktuatif disebabkan oleh pengaruh supply and demand, juga geopolitik di beberapa negara penghasil minyak.” ucap Rofi Munawar kepada sejumlah media pada hari Selasa, (30/5/2017) di Jakarta.
Proyeksi IMF bahwa pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2017 dan 2018 akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2016. Maka pertumbuhan tersebut akan mempengaruhi peningkatan permintaan minyak bumi. Namun, terdapat kemungkinan bawah negara-negara OPEC dan non-OPEC yang menyatakan akan kembali memotong produksinya hingga tahun 2018.
“Fraksi PKS mendorong pemerintah untuk lebih cermat dalam memprediksi harga minyak dunia dan trend-nya kedepan, sehingga dapat dilakukan perhitungan yang lebih akurat dalam menentukan ICP. Pemerintah juga perlu mengembangkan mekanisme lindung nilai (hedging) yang memungkinkan untuk stabilisasi,”
Sementara itu Ketua Kelompok Komisi VII Fraksi PKS ini menambahkan, terhadap target pemerintah perihal lifting minyak pada tahun 2018 sebesar 771 ribu-815 ribu bph (barel per hari). Fraksi PKS menyayangkan terjadi stagnasi target untuk tahun 2018. Pemerintah memberi target optimis sebesar 815 ribu bph yang tidak ada perbedaan dengan tahun sebelumnya. Bahkan terdapat target pesimistis menurun yaitu hingga rentang minimal 771 ribu bph.
“Hal ini menandakan bahwa upaya pemerintah masih dirasakan kurang sehingga pengelolaan sektor migas nasional mengalami kemunduran yang sangat signifikan dan berlangsung terus menerus serta tidak dianstisipasi dengan baik.”
Fraksi PKS memahami sekali terkait dengan permasalah mendasar yang dihadapi dalam lifting minyak bumi yaitu seperti sumur yang tua, rendahnya investasi dan hubungan kelembagaan antar pengelola dan pemerintah yang selalu menjadi lingkaran jebakan dan tidak terselesaikan hingga saat ini. Fraksi PKS mendorong pemerintah perlu melakukan terobosan baru untuk dapat mencapai target tersebut. Faktor penting dan mendesak diantaranya adalah penyelesaian perubahan RUU Migas yang diharapkan akan memberikan dampak signifikan dalam menggairahkan kembali investasi di sektor Migas.
Baca Juga: Naufal Raziq, Bocah Penemu Energi Listrik Dari Pohon Kedondong
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T