Suara.com - Tahun 2017 terasa getir bagi beberapa ritel modern di Indonesia. Di tahun ini beberapa ritel modern akhirnya tutup akibat perubahan pola konsumsi dan penurunan daya beli masyarakat.
Mereka menutup gerai di pusat perbelanjaan. Bahkan ada yang menutup gerai ritel di pusat belanja yang legendaris. Sebut saja di Pasaraya Manggarai maupun Blok M.
Besarnya biaya operasional tidak dapat ditutupi dengan pendapatan. Akibat kerugian yang terus terjadi, tidak ada jalan lain kecuali mengurangi kerugian tersebut dengan menutup gerai.
Salah satu biang keladinya diduga adalah perubahan pola konsumsi masyarakat dari belanja langsung menjadi belanja online. Selain itu, faktor penuruan daya beli ikut mempengaruhi lesunya bisnis ritel modern.
Lesunya bisnis ritel modern cukup mengejutkan. Sebab di saat yang bersamaan pemerintah mengklaim tidak ada yang salah dengan kebijakan ekonomi, namun faktanya toko ritel modern mengalami kelesuan hingga menutup gerainya.
Riset HaloMoney.co.id, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melansir industri ritel hanya mengantongi pertumbuhan di bawah lima persen sepanjang Januari-Juni 2017. Lesunya pasar retail Indonesia juga tercermin dalam riset Global Retail Development Index yang dikeluarkan ATKearney, Juni lalu. Tahun ini, Indonesia menempati posisi delapan atau turun tiga peringkat dari 2016.
ATKearney menyebut penjualan retail di Indonesia mencapai US$ 350 miliar tahun ini, atau hanya naik 8,02 persen dari tahun lalu.
Sekadar mengingatkan kamu, berikut ini lima brand ritel modern yang tutup sepanjang tahun 2017 ini, hasil riset HaloMoney.co.id:
Lotus
Lotus Departement Store menutup tiga gerai di Thamrin, Cibubur dan Bekasi pada akhir Oktober 2017. Penutupan gerai Lotus ini dilakukan untuk memoles kinerja keuangan divisi department store PT Mitra Adi Perkasa (MAP) Tbk, induk usaha Lotus. Di tahun ini, Lotus mengalami kerugian terus menerus sehingga MAP memutuskan untuk menutupnya.
Ramayana
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk menutup delapan gerai supermarketnya pada 28 Agustus 2017. Adapun toko yang tutup ialah R098 (Gresik), R030 (Banjarmasin), R115 (Bulukumba), R025 (Bogor), R057 (Pontianak), serta R008 (Sabang). Lalu ada dua toko di Surabaya yakni R222 dan R214. Mengutip penjelasan Ramayana ke sejumlah media, manajemen Ramayana mengatakan penutupan ini bersifat sementara karena perusahaan sedang mendisain ulang toko. Disain ulang ini dilakukan sekaligus memanfaatkan waktu pada saat daya beli sedang lesu. Selain itu, redisain ini berlaku untuk gerai supermarket, bukan gerai yang menjual pakaian.
Matahari
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menutup gerai Matahari Departement Store di Pasaraya Manggarai dan Pasaraya Blok M pada September 2017. Pada pertengahan November 2017, Matahari kembali menutup gerai di Taman Anggrek dan Lombok City Center. Penutupan ini sebagian besar akibat buruknya kinerja perusahaan. Meski begitu, manajemen Matahari mengatakan masih akan ekspansi membuka gerai baru di tahun depan.
Debenhams
Gerai retail modern yang tutup ini juga milik PT Mitra Adi Perkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk gerai Debenhams di Senayan City pada akhir 2017. Di Senayan City, Debenhams membuka gerai di tiga lantai sekaligus. Sebelumnya perusahaan ini telah menutup gerai Debenhams di Kemang Village dan Supermall Karawaci. Penutupan ini diyakini akibat perubahan pola konsumsi masyarakat dari belanja langsung ke belanja online.
7-Eleven
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menutup seluruh gerai 7-Eleven mulai 30 Juni 2017. Penyebabnya ialah besarnya biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan mereka sehingga 7-Eleven mengalami kerugian besar. Tercatat hingga Maret 2017, 7-Eleven mencatatkan rugi Rp447,93 miliar. Padahal periode sama tahun sebelumnya untung Rp21,31 miliar.
Itulah lima retail modern yang ditutup selama 2017. Penutupan gerai ini menjadi pelajaran buat kamu yang memiliki usaha agar selalu kreatif dan inovatif mengembangkan usaha sehingga terus menguntungkan.
Baca juga artikel Duitpintar lainnya:
Kiat Penting Mengembangkan Omzet Usaha
Kartu Kredit Terbaik ini Bisa Diajukan dengan Syarat Gaji Rp5 Juta
| Published by halomoney.co.id |
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya