Suara.com - Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus menilai prediksi Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto terkait nasib Indonesia di masa depan terbilang ekstrim.
Prabowo meramalkan bahwa pada tahun 2030, negara Indonesia sudah tak ada lagi alias bubar. Hal itu didasari oleh kajian data sebuah negara yang menurut Prabowo telah memaparkan bahwa terjadi banyak penyimpangan penguasaan aset dan lahan oleh segerintir elit politik Indonesia.
"Prediksi Prabowo itu ekstrim ya. Namun sekali lagi kalau prediksi itu harus beriringan dengan data. Jadi kita tak bisa bilang salah apa benar, kalau belum punya data yang valid." ujar Ahmad Heri Firdaus di kantor INDEF, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Menurut Heri, segala bentuk prediksi atau tafsiran haruslah didasari dengan data agar bisa terklarifikasi. Menurutnya, jika memang ada penyimpangan pengelolaan aset negara seperti yang dikatakan Prabowo, maka harus ditelusuri dulu siapa yang mengelola dan apa tujuannya.
"Jika ada salah kelola, secara logika berarti suatu aset yang seharusnya di kelola si A, malah di kelola si B," ujar Heri memaparkan.
Walau begitu, Heri mengakui saat ini memang masih banyak aset-aset negara yang belum dikelola. Berbagai aset produktif yang bisa digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat untuk kepentingan usaha, belum mampu dikelola dengan baik oleh pemerintah.
Ia pun mengingatkan, jika melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini dan jumlah hutang luar negeri yang terus bertambah, prediksi Prabowo Subianto mungkin saja bisa terjadi. Namun bukan dalam waktu dekat.
"Memang akan menuju atau condong kesana (kehancuran), memang ada, tapi sepertinya tak akan secepat itu," tambahnya.
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
MBG: Niat Baik Tanpa Kontrol? Tragedi Keracunan Ratusan Siswa di Balik Program Makan Bergizi Gratis
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
Terkini
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah