Suara.com - Euforia berfungsinya tol trans Jawa yang menghubungkan ujung Barat Pulau Jawa sampai ujung Timur rupanya kurang berpihak kepada bisnis perhotelan. Di Semarang, tingkat hunian atau okupansi hotel saat Lebaran terasa menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Bambang Mintosih, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, mengemukakan, okupansi hotel di Semarang saat berlangsung Hari Raya Lebaran 2018 tidak seramai di tahun lalu. Masih berkisar rata-rata di angka 56,01 persen.
"Tahun lalu, sebelum tol trans Jawa beroperasi bisa 100 persen okupansi sebelum hari H, di mana tamu transit mendominasi reservasi," kata Bambang, Kamis (14/06/2018).
Biasanya Semarang menjadi kota favorit untuk transit saat mudik dan milir Lebaran. Rata-rata tamu menginap transit bisa mencapai dua atau tiga hari. Reservasi pun sudah jauh hari dilakukan pemudik.
"Jadi sudah on hand sebelum Lebaran. Saat ini tak bisa diprediksi karena banyak juga yang membatalkan reservasi," tambahnya.
Pembatalan reservasi itu cukup telak memukul revenue hotel, di mana seharusnya pihak perhotelan bisa panen harga dengan banderol yang cukup fantastis jika dibanding dengan harga di hari biasa.
"Alasan pembatalan, karena pemudik langsung melanjutkan perjalanan lewat tol trans Jawa," jelas Bambang.
Menurut data okupansi hotel di Semarang, sampai saat ini hanya beberapa saja yang tampak ramai, dan sebatas hotel di tengah kota saja. Seperti di Hotel Ciputra di Simpang Lima, sudah bisa on hand 100 persen.
"Hotel yang di pinggiran lesu, belum tampak, semoga saat H+1 sampai H+3 bisa menjadi penuh," ujarnya.
Baca Juga: Pelatih Arab Saudi Tak Menduga Skuatnya Bisa Kalah Telak
Sementara, di Hotel Dafam Semarang yang terbilang masih berada di tengah kota juga mengalami kelesuan okupansi. Sampai Hari H Lebaran hanya mampu menuai 85 persen kamar terisi.
"Jika dibandingkan 2 tahun lalu jauh berbeda, H-3 sudah 100 persen, tahun ini H-2 baru bisa di 70-85 persen," ujar Jati Mariana, Sales Marketing Manager Hotel Dafam Semarang.
Selain faktor adanya tol fungsional trans Jawa, menurut Jati, banyaknya hotel yang tumbuh di Semarang juga menjadi faktor berkurangnya okupansi.
"Untuk tol trans Jawa yang langsung ke Jatim memang berdampak sangat tinggi, banyak tamu yang meng-cancel reservasi karena mereka tidak jadi transit di Semarang. Ada delapan persen cancel reservasi," paparnya.
Pihaknya berharap kepada Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng untuk lebih gencar dalam promosi potensi wisata dan kuliner di Semarang. Agar bisnis perhotelan di Semarang tetap diminati wisatawan.
"Bandara baru Semarang sudah ada, tinggal pemangku kebijakan harus pandai membuat event berkelas nasional dan internasional agar efeknya juga hotel tetap ramai," tambah Bambang Mintosih.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
OJK Umumkan 5 Bank Telah Gulung Tikar
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
SPBU Pertamina Diminta Perbanyak Improvisasi Layanan, dari Toilet hingga Fasilitas Instagramable