Suara.com - Setelah ditetapkan menjadi salah satu sektor unggulan Indonesia oleh Presiden Joko Widodo, pariwisata terus mendapat dukungan. Kini dukungan disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perkembangan pariwisata diharapkan berdampak pada peningkatan ekonomi Indonesia.
Ketua Dewan Kehormatan OJK, Wimboh Santoso, mengatakan, keputusan penyaluran kredit ke destinasi prioritas bisa membantu proses perkembangan sektor pariwisata nasional.
"Pariwisata bisa generate revenue dolar. Selama ini pembiayaannya scatter (tersebar), pembiayaan tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga nanti ada 10 destinasi pariwisata menjadi prioritas," ungkap Wimboh, di Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Dia menjelaskan, masih rendahnya penyaluran kredit ke sektor pariwisata, karenan belum terintegrasinya industri di sektor tersebut. Penyaluran kredit bisa moncer jika pariwisata terintegrasi, mulai dari transportasi, keamanan, hingga infrastruktur dan penunjang lainnya.
"Begitu terintegrasi, orang akan melihat risikonya kecil. Kalau sekarang nggak jelas ya, mungkin masih mikir-mikir untuk membiayai. Pembiayaan kan bukan hanya melalui perbankan, tetapi juga pasar modal, KUR juga bisa kita buat secara khusus untuk tourism," katanya.
OJK Sendiri sudah menyusun kebutuhan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Pendanaan pada Periode 2019 - 2024. Untuk kebutuhan pembiayaan usaha homestay pada 2018 - 2019, bila dikonversi akan ada 6.000 unit kamar dengan estimasi pembiayaan Rp 45 juta/unit.
Untuk homestay yang hanya melakukan renovasi, terdapat 2.200 unit kamar dengan pembiayaan Rp 75 juta/unit. Bagi masyarakat yang ingin membuat homestay dengan bangun baru terdapat 300 unit kamar, dengan pembiayaan bisa mencapai Rp 200 juta/unit.
Total pembiayaan seluruhnya sebesar Rp 0,495 triliun.
Sedangkan untuk Kebutuhan Pembiyaan Usaha UMK Pariwisata, seperti untuk KUR Khusus Pariwisata, dianggarkan sekitar Rp 20 triliun. Dari sisi kebutuhan, pembiayaan di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata di Pendanaan oleh IKB, Reksadana (RDPT), dianggarkan sebesar Rp 75 triliun, IKB (Sindikasi Perbankan) Rp 75 triliun, IKNB (multifinance) sebesar Rp 37,5 triliun, BUMN Kementerian Keuangan (LPEI, PT SMI, PT SMF, PT PII) Rp 20 triliun, sehingga total mencapai Rp 227,995 triliun.
Kementerian Pariwisata langsung mengapresiasi dukungan dari OJK dalam hal kebijakan kemudahan mendapatkan pinjaman dana bank maupun lembaga pembiayaan non bank. Kerja sama ini dinilai akan mempermudah pengembangan pariwisata di Indonesia.
Kebutuhan investasi bidang pariwisata sampai 2019 yaitu 120.000 hotel rooms, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, 100 KEK, dan amenitas pariwisata lainnya
"Diperlukannya pembiayaan di 10 destinasi pariwisata prioritas saat ini untuk Industri keuangan bank dan industri keuangan non bank yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha pariwisata," ketua Ketua Pokja Bidang Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, Hiramsyah S Thaib.
Hiramsyah juga menjelaskan, isu bunga pinjaman yang masih di atas 10 persen sangat memberatkan pengusaha. Apalagi untuk usaha kawasan pariwisata diperlukan recuring income, sementara usaha-usaha tersebut sedang mulai membangun.
"Oleh karena itu diperlukan peluang memberikan pembiayaan UMKM pariwisata di 10 destinasi pariwisata prioritas dan penurunan suku bunga pinjaman, sehingga lebih dapat dijangkau oleh pengusaha pariwisata (KUR),” paparnya.
Berita Terkait
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Fakta Sebenarnya di Balik Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu
-
Polda Metro Jaya Tetapkan 8 Tersangka dalam Kasus Ijazah Jokowi
-
Polda Metro Jaya Gelar Perkara Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Jadi Tersangka?
-
Sayembara Logo Projo Ramai Antusias dari Warganet, Hasilnya di Luar Dugaan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026
-
Harga Bitcoin Anjlok ke 82.000 Dolar AS, CEO Binance: Tenang, Hanya Taking Profit Biasa
-
6 Fakta Uang Rampasan KPK Dipajang: Ratusan Miliar, Pinjaman Bank?
-
Cara Membuat QRIS untuk UMKM, Ini Syarat yang Harus Dipersiapkan
-
Alasan Menteri Maruarar Sirait Minta SLIK OJK Dihapus atau Pemutihan Pinjol
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia
-
BRI Peduli Sumbang Mobil Operasional Demi Peningkatan Mutu Pendidikan
-
Akui Ada Pengajuan Izin Bursa Kripto Baru, OJK: Prosesnya Masih Panjang