Suara.com - Amerika Serikat berencana menanamkan modalnya sebesar 1,7 miliar dolar AS ke Papua Nugini. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk menyediakan jaringan listrik dan internet di Papua Nugini atau PNG.
Dilansir dari Reuters, investasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh AS saja, melainkan AS menggandeng Australia, Jepang dan Selandia Baru untuk berinvestasi dalam proyek tersebut.
Langkah tersebut untuk melawan Cina yang terlebih dahulu berkuasa di kawasan Asia Pasific. Negara-negara tersebut saling bersaing untuk memiliki pengaruh di kawasan Asia Pasific.
"Kami percaya bahwa pengumuman hari ini adalah bukti bahwa AS dan sekutunya berniat berinvestasi di wilayah ini tidak seperti sebelumnya," kata Wakil Presiden AS Mike Pence pada konferensi pers.
Pence mengatakan ini adalah proyek pertama di bawah perjanjian kerja sama antara AS, Jepang dan Australia untuk menyediakan modal bagi infrastruktur di Asia Pasifik di tengah kekhawatiran tentang pengaruh Cina di wilayah tersebut.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden mengatakan proyek pembangkit listrik itu akan menelan biaya sekitar 1,7 miliar dolar AS.
Seorang juru bicara pemerintah Australia mengatakan kepada Reuters bahwa ia akan menyumbang 18,3 juta dolar AS pada tahun pertama kesepakatan itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina