"Dengan berkoperasi dan mengkorporasikan koperasi akan mengelola skala ekonomi juga memudahkan akses sumber pembiayaan, kredit dan asuransi," katanya.
Lebih lanjut Suwandi mengatakan, koperasi juga melayani pasar produk sehingga produk petani ditampung satu pintu. Koperasi bisa bermitra dengan industri olahan, perusahaan, supermarket maupun eksportir, ini menjadikan anggota petani dan koperasi menjadi kuat di hulu hingga hilir.
"Petani akan menjadi price maker (pembuat harga) bukan price taker (penerima harga). Tolong pilih pengurus yang amanah dan profesional," katanya.
Salah satu contoh koperasi yang bagus di Kecamatan Ngancar, Kediri, mengelola nanas sekitar 7 hingga 8 ribu ha.
"Koperasi tersebut melibatkan 15.000 sampai 18.000 petani dan asetnya sekitar Rp 35 miliar, dengan omset Rp 16 miliar per tahun dan berjalan baik," ungkap Suwandi.
Selain koperasi, Suwandi menyebutkan langkah lain untuk mensiasati harga sayuran yakni dengan membentuk pasar lelang seperti di Pakem Sleman, pasar lelang cabai Kulonprogo, Magelang, Karanganyar Siborongborog dan delapan lokasi lainnya.
Petani dapat menikmati harga tertinggi dari penawar yang ada, dibayar cash and carry, terbentuk harga seragam one region one price dan memotong rantai pasok.
"Ini adalah solusi jangka pendek. Kita harus optimistis, insha Allah ini bisa diimplementasikan," ujarnya.
Pada jangka menengah dan panjang, antara lain hilirisasi produk sayuran dan proses produksi bersih zero waste. Kemudian memperkuat sistem logistik dan memperlancar distribusi sayuran dengan coldstorage besar dan sejenisnya.
Baca Juga: Kementan Ajak Generasi Muda Berbisnis dari Hulu ke Hilir
"Bahkan membangun kemitraan petani dengan pelaku usaha dan ekspor," ucap Suwandi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Dorong Digitalisasi Tata Kelola Legal Berbasis AI, Telkom Luncurkan TELIS 2.0
-
Jaya Real Property (JRPT) Siapkan Dana Rp 100 Miliar untuk Buyback Saham
-
Di Tengah Krisis Energi Dunia, Otomasi Jadi Tameng Baru Ketahanan Listrik Global
-
IHSG Menguat Tipis di Sesi I, Tarif Trump ke China Jadi Pemicu
-
Ekonom: Freeport Buka Peluang Baru bagi Papua
-
Menegakkan Prinsip Islamic Finance dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf
-
Mahendra Siregar Heran Ada Pergadaian Ilegal di Dekat Kantor OJK
-
Waspada! OJK Blokir 2.422 Nomor Kontak Debt Collector dan 22.993 Nomor Penipu
-
CBRE Punya Hubungan dengan Emiten RAJA? Ini Penjelasan dan Klarifikasinya
-
Cermati Fintech Group dan Privy Gelar Sesi Edukasi Finansial Mengenai Kebebasan Keuangan