Suara.com - Sektor pertanian Indonesia di masa depan, dinilai akan sangat bergantung pada partisipasi generasi muda Indonesia. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan siap untuk memfasilitasi dan mendukung para agropreneur muda yang mau bergerak di berbagai bidang pertanian, dari hulu hingga ke hilir.
“Saat ini, masih banyak peluang bisnis di sektor pertanian yang belum terjamah oleh para agropreneur. Seperti yang diamanahkan oleh Undang-undang No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban memfasilitasi pembiayaan dan permodalan Usaha Tani. Jadi kami siap mendukung para agroprenuer muda untuk berkiprah di berbagai bidang pertanian,” ujar Direktur Pembiayaan Pertanian, Sri Kuntarsih, dalam sesi pertama “Diskusi & Sharing Perkembangan Agrotech di Indonesia”, di Ruang Teater Gedung PIA Kementan, Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Pembiayan pertanian ditargetkan untuk sejumlah usaha, seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, hingga pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Untuk mendapatkan marjin keuntungan usaha yang besar, pelaku usaha diharapkan tidak hanya bergerak di bagian produksi saja, tapi juga turut terlibat di tahapan pengolahan dan pemasaran.
“Nilai jual tinggi bisa didapat jika pelaku usaha turut mengolah bahan baku pertanian, seperti Virgin Coconut Oil (VCO) yang berbahan baku dari kelapa. Harga VCO berkali-kali lipat bila dibandingkan dengan harga bahan bakunya,” sebut Sri.
Saat ini, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementan sedang menggiatkan pengembangan model korporasi petani yang memungkinkan pelaku usaha tani terlibat dalam proses usaha dari produksi hingga pemasaran. Menurut Sri, langkah ini strategis untuk pembangunan sektor pertanian ke depan.
“Hanya dengan model usaha skala besar, maka usaha tani bisa lebih efisien dan menguntungkan untuk pelakunya," ujarnya.
Sri menyebutkan, berdasarkan data penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), terjadi peningkatan penyaluran KUR pada sektor pertanian. Walau demikian, realisasinya masih lebih rendah dibandingkan sektor pertanian perdagangan, demikian pula dengan sektor produksi.
Pada 2018, penyaluran KUR Pertanian mencapai Rp 27,6 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2017 yang berada di kisaran Rp 23 triliun. Tapi nilai tersebut masih jauh di bawah KUR perdagangan yang mencapai Rp 64 triliun pada tahun 2018.
“Pertanian, selama ini dikenal sebagai usaha dengan risiko tinggi bagi perbankan. Tapi sebetulnya risiko tersebut bisa ditekan, jika ada pendampingan dan pengawalan intensif. Ini juga bisa menjadi peluang bagi kawan-kawan agropreneur,” jelasnya.
Baca Juga: Kementan: Kartu Tani Jadi Syarat Pembelian Pupuk Bersubsidi
Sependapat dengan Sri, Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP), Retno Sri Hartati Mulyandari, menyebutkan pentingnya pendampingan teknologi bagi para petani di level bawah.
“Secara sosiokultural, petani kita sulit bersentuhan dengan teknologi, sehingga dibutuhkan social agropreneurship yang bisa menjembatani para petani dengan teknologi,” tandasnya.
Kementan, disebut Retno, memiliki berbagai inovasi yang bisa digunakan oleh para agropreneur. Menurutnya, teknologi merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi usaha tani.
“Inovasi dan daya saing saling terkait erat dan untuk menghasilkan inovasi unggul menghadapi revolusi industri 4.0 dan persaingan global. Kami memperkuat diseminasi inovasi dan teknologi yang dimiliki Balitbangtan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) kepada para stakeholders,” ujar Retno, yang turut hadir sebagai pembicara di sesi pertama yang bertema “Supporting Programme Kementan Bagi Penggiat Start Up Agritech”.
Kegiatan “Diskusi & Sharing Perkembangan Agrotech” diselenggarakan oleh Biro Humas dan Informasi Publik Kementan sebagai upaya untuk meningkatkan peran serta para agropreneur dalam memecahkan masalah yang dihadapi sektor pertanian selama ini. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah dan para agropreneur.
Berita Terkait
-
Tren Baru Industri Kecantikan: Generasi Muda Dorong Brand Lebih Inklusif dan Autentik
-
Generasi Muda Jadi Kunci Transformasi Energi RI, Begini Penjelasan Pakar
-
Program Petani Keren FAO Digagas, Puluhan Bibit Muda Dilatih Menjadi Agripreneur
-
Mengenal Gamofobia: Tanda, Alasan, dan Cara Mengatasi Rasa Takut Menikah
-
PLN 2025 Buka Rekrutmen Nasional: Menuju Transisi Energi, Mari Generasi Muda Berkarya
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Crazy Rich Borong Saham CBRE? Transaksi 200 Miliar, Nama Andry Hakim Mencuat
-
Trump Bikin Bitcoin Anjlok, Ini Penyebab dan Prediksi Harganya
-
TPG 2025 Terancam Tertunda? 6 Kode Ini di Info GTK Jadi Penentu
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
OJK Pastikan Kinerja Industri Perbankan Makin Kuat, Ini Buktinya
-
1.556 Pinjol Ilegal Sudah Ditutup Sepanjang Tahun 2025
-
Sektor Industri dan Keuangan Dituntut Gerakan Aksi Udara Bersih
-
IHSG Terancam Koreksi, Wall Street Terguncang Imbas Ancaman Trump ke China
-
Harga Emas Naik Tipis Senin Ini: Antam Rp 2.414.000 per Gram, Galeri 24 2,3 Jutaan
-
Pakar Pangan Menilai Harga Gabah di Masa Pemerintahan Prabowo Menyenangkan