Suara.com - Menteri Kelautan dan perikanan, Susi Pudjiastuti meminta PT Pertamina (Persero) untuk menambah oil boom untuk mengantisipasi tumpahan minyak di pesisir Karawang, Jawa Barat. Hal tersebut dilakukan supaya tumpahan minyak tidak sampai daratan.
Oil boom merupakan peralatan yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air. Menurutnya ini menjadi pelajaran bagi Pertamina supaya memiliki oil boom lebih banyak.
"Memang ada kendala kita pelajari ke depan oil boom itu kita harus punya stok lebih banyak, supaya likuid tidak nyampai ke pingir tertiup angin dan sebagainya," ujar Susi Pudjiastuti, Kamis (1/8/2019).
Kemudian, ia mengapresiasi langkah Pertamina dengan membuat posko untuk masyarakat yang terkena dampak dan pemulihan laut yang terdampak minyak. Menurutnya pemulihan bisa dilakukan baik jangka pendek dan jangka panjang dengan waktu hingga 6 bulan.
"Ini sudah ditangai dan dihandel, kita akan memastikan recovery ini tdak berjalan sekarang saja tapi terus menerus. Dampak lingkungan tidak mungkin selesai satu bulan dua bulan minimal 6 bulan," tambahnya.
Menteri yang terkenal dengan jargon "Tenggelamkan" ini awalnya mengira tumpahan minyak yang terjadi di wilayah Karawang akan tercampur dengan air. Namun, tumpahan minyak hanya akan tercampur bila sampai ke daratan.
"Memang kalau ke darat itu jadi lengket, campur dengan pasirnya. Jadi sebetulnya tidak bisa di disolve cuman kita identifikasi dengan tempat yang terkena serpihan-serpihan itu mirip jeli seperti jeli agar-agar itu," terangnya.
Untuk diketahui, minyak Pertamina tumpah di pesisir Karawang, Jawa Barat. Sebanyak 7 desa tercemar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, menyatakan minyak yang tumpah adalah jenis minyak mentah.
"Dari hasil laporan monitoring, ada tujuh desa yang terkendala dampak kebocoran minyak mentah milik Pertamina," kata Kabid Kedaruratan BPBD setempat Ruchimat, di Karawang, Rabu (24/7/2019) malam.
Baca Juga: Tumpahan Minyak di Karawang Diduga Jangkau Pesisir Utara Banten
Tujuh desa yang terkena dampak bocornya minyak mentah itu di antaranya Desa Pusakajaya Utara Kecamatan Cilebar, Desa Pakis Kecamatan Pakisjaya, serta Desa Sungaibuntu Kecamatan Pedes.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini, Simak Saham-saham Cuan
-
Irjen Kementan Kawal Distribusi Bantuan Langsung dari Aceh: Kementan Perkuat Pengawasan
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening