Suara.com - China dikabarkan bakal meluncurkan mata uang digitalnya sendiri pada dua atau tiga bulan ke depan, hal tersebut dikatakan perusahaan investasi yang didukung oleh Foxconn Technology Group.
China mengaku telah mengembangkan kerangka kerja yang disebut Pembayaran Elektronik Mata Uang Digital atau Digital China Electronic Payment (DCEP).
Menurut Jack Lee, mitra dari HCM Capital, otoritas China memungkinkan bank sentral untuk mengeluarkan mata uang digital ke bank umum dan jaringan pembayaran pihak ketiga oleh Alipay dan WeChat Pay.
"Jadi, mereka sudah memiliki semua sistem dan jaringan siap. Saya pikir Anda akan segera melihatnya, mungkin dalam dua hingga tiga bulan ke depan," kata Lee di Singapore FinTech Festival, seperti dikutip dari Cnbc.com, Rabu (13/11/2019).
Dia mengatakan peluncuran itu bisa dimulai sebagai percobaan, bukan untuk menggantikan uang fisik sepenuhnya.
HCM Capital telah berinvestasi dalam sejumlah start-up blockchain, menurut Reuters. Ini didukung oleh perusahaan elektronik Taiwan Foxconn, yang juga berinvestasi dalam Vision Fund senilai 100 miliar dolar AS perusahaan SoftBank di Jepang.
Beberapa ahli telah memperingatkan bahwa mata uang virtual dapat meningkatkan risiko penipuan, terutama pencucian uang dan pendanaan terorisme. Tetapi banyak pemerintah belum menemukan cara untuk mengatur hal tersebut.
Daniela Stoffel, sekretaris negara Swiss untuk keuangan internasional, mengatakan peluncuran mata uang digital China yang diharapkan dapat mendorong pihak berwenang di seluruh dunia untuk memutuskan bagaimana mereka ingin menggunakan dan mengatur teknologi tersebut.
"Jika pemerintah sekarang menyadari bahwa ini sekarang benar-benar terjadi, dan pertanyaan serta tantangan yang tersirat dalam e-currency sekarang nyata, saya harap ini akan memberikan momentum lebih lanjut untuk pengambilan keputusan secara global," kata Stoffel.
Baca Juga: Bos Apple Kritik Mata Uang Digital Libra
Selain regulasi, potensi kenaikan mata uang digital akan menimbulkan pertanyaan tentang peran mata uang nasional dan bank sentral.
"Sesuatu yang juga harus dibahas secara internasional," kata Stoffel di Singapore FinTech Festival.
China bukan satu-satunya negara yang bakal mengeluarkan mata uang digital. Di Swiss, Bank Nasional Swiss mengatakan bulan lalu pihaknya bekerjasama dengan bursa efek negaranya untuk memeriksa kemungkinan penggunaan mata uang tersebut dalam perdagangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun