Suara.com - Coronavirus atau Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO), dimana berdasarkan data dari Worldometers, jumlah kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi sebanyak 5.079.888 dan dari angka itu, sebanyak 329.179 orang meninggal dunia, sementara pasien sembuh sebanyak 2.019.721 orang.
"Kita dibuat tersentak dan terhenyak oleh COVID 19 secara tiba-tiba saja menghambat secara besar-besaran pergerakan manusia menjadi berkurang, yang imbasnya adalah pertumbuhan ekonomi dunia pun melambat secara drastis," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR, Inas Nasrullah Zubir dalam keterangannya, Sabtu (23/5/2020).
Kondisi ini menurut Inas membuat industri manufaktur yang tengah bergairah melaju kencang dibelahan dunia manapun terutama di China, tiba-tiba shutdown, begitupula dengan industri di Indonesia.
Akan tetapi, berdasarkan citra satelit Badan Antariksa Amerika Serikat kondisi ini justru membuat polusi di hampir seluruh belahan bumi turun dengan sangat drastis, dimana terjadi pengurangan besar-besaran kadar Nitrogen Dioksida, zat polutan dan gas berbahaya yang berasal dari kendaraan bermotor dan fasilitas industri.
"Freezing industri-industri dimasa pandemi Covid 19, ternyata mempengaruhi perekonomian di seantero jagad, dimana pertumbuhan ekonomi dunia terus merosot tajam, dan diantaranya adalah Uni Eropa yang terkontraksi under zero, yakni minus 3,8 persen kemudian Amerika Serikat minus 4,8 persen, sedangkan Indonesia masih diatal nol, yakni 2,97 persen," kata Inas.
Angka prosentase pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut kata Inas harus diwaspadai, karena akan semakin curam kebawah menjadi under zero, sebab penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengandalkan konsumsi rumah tangga, dan apabila rumah tangga juga stuck karena tidak ada dana untuk dibelanjakan, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dipastikan under zero.
"Ilmu ekonomi mengabsorb teori fisika tentang radiative equilibrium, di mana energi yang dipancarkan seimbang dengan energi yang diserap, atau apabila diaplikasikan kedalam pertumbuham ekonomi kita, maka pemerintah harus meningkatkan daya beli masyarakat, untuk mengimbangi konsumsi rumah tangga agar pertumbuhan ekonomi tidak merosot tajam," tutur Inas.
Oleh karena itu Pemerintah tidak boleh gamang dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, bukan hanya kesehatan yang menjadi prioritas tapi juga stabilitas ekonomi juga perlu dijaga, dimana pada masa pandemi ini Pemerintah harus terus menerus mendorong bergeliat-nya 56 juta UMKM dan 4 juta IKM yang ada di Indonesia.
"Selain itu untuk mendongkrak daya beli masyarakat dalam jangka pendek, maka Pemerintah tidak perlu terlalu ketat mengejar pajak dari masyarakat, bahkan seharusnya mendorong dana yang banyak tersimpan di bank-bank pemda agar berputar, serta program dana desa yang perlu diarahkan untuk menggerakan UMKM dan IKM," pungkas Inas.
Baca Juga: Erick Thohir Minta BUMN Kasih UMKM Garap Proyek Sampai Senilai Rp 14 M
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya