Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut kondisi yang dialami Indonesia masih jauh lebih baik dibanding perekonomian negara berkembang lainnya.
Kondisi lebih baik itu, lanjut Luhut, juga dikatakan oleh Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa.
Padahal sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 akan semakin turun. Bahkan ia menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan negatif.
"Saya memberikan paparan ke World Bank beberapa kali. Ini kalau dilihat kita memang di 2,97 persen. Dan Ibu Ani (Sri Mulyani) mengingatkan kita akan tumbuh negatif kuartal II ini. Kalau dibanding negara lain dan komentar dari World Bank kemarin, diantara emerging market itu Indonesia masih dianggap yang terbaik baik makro maupun mikronya. Itu statement dari Victoria," ujar Luhut dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (22/6/2020).
Menurut Luhut, kondisi Indonesia masih lebih baik karena masih memiliki hubungan dagang dengan negara-negara maju di dunia.
Ia menjelaskan, hubungan dagang dengan China bisa berdampak besar pada ekonomi Indonesia, sehingga, perekonomian tak terlalu terpuruk.
"Perkiraan dampak covid ini dapat di China, kadang kita nyinyir lihat China. Tapi Tiongkok itu 18 persen mengontrol ekonomi dunia. Suka tidak suka, kita tidak bisa ignore keberadaan dia. Ini punya dampak. Apalagi jarak kita dekat dengan dia. Sehingga kita harus memelihara balance of power," jelas Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini,
Luhut menambahkan, tak hanya China hubungan bilateral Indonesia dengan negara lain seperti Timur Tengah juga masih baik. Dengan begitu masih ada kesempatan Indonesia mendapatkan investasi dari negara timur tengah.
"Zaman pemerintah Joko Widodo hubungan kita dengan Timur Tengah, China dan Amerika itu saya bisa katakan sangat baik. Dengan Abu Dhabi masuk investasi hampir 20 miliar dolar AS sepanjang sejarah republik dan itu on going," pungkas dia.
Baca Juga: Luhut Polisikan Said Didu, Fahri Hamzah: Pemerintah Jangan Suka Main Lapor
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
Grab Akan Akuisisi GoTo, Danantara Bakal Dilibatkan
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Industri Biomassa Gorontalo Diterpa Isu Deforestasi, APREBI Beri Penjelasan
-
BEI Umumkan IHSG Sentuh All Time High Pekan Ini
-
Apakah Indonesia Pernah Redenominasi Rupiah? Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
SVLK Jadi Benteng Hukum Lawan Tuduhan Deforestasi Biomassa di Gorontalo
-
Terminal IC Bandara Soekarno-Hatta Kembali Beroperasi 12 November, Khusus Penerbangan Citilink