Suara.com - Usia boleh tua, tapi jiwa tetap muda. Begitulah gambaran hidup Veronica Sukirah (74) yang masih semangat berdagang pakaian di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Ibu delapan anak ini tidak pernah merasa gentar untuk berjualan, meski berada di situasi sulit akibat pandemi Virus Corona (Covid-19).
Veronica yang menetap di Prayodirjan, Gondomanan ini, telah memulai usaha berdagang sejak 1969 silam, bersama dengan suami. Kala itu, ia memulai dengan usaha konveksi (pakaian) kemudian beralih berjualan sepatu dan sandal, hingga kembali memasarkan pakaian. Ketika suaminya meninggal dunia, usaha dagang pakaian batik pun dilakoninya sendirian.
Berjualan di tengah pandemi Covid-19, menurut Veronica, sangatlah sulit dibandingkan sebelum adanya wabah. Pendapatan yang dihasilkan dari berdagang pakaian batik pun “terjun bebas”. Sebelum Covid – 19 melanda Indonesia, Veronica dapat mengantongi uang hasil berjualan Rp 150 ribu – Rp 200 ribu per hari. Akibat Covid – 19, mendapatkan keuntungan Rp 5 ribu saja terasa berat.
“Waktu itu tidak laku beneran. Gak laku blas. 3 bulan pas awal pandemi sepi banget, gak ada pembeli, gak ada orang datang. Pokoknya pasar itu kayak pasar mati. Padahal dibuka dari jam 9 sampai jam 3 sore. Baru masa-masa new normal ini baru ada pembeli,” katanya ketika dihubungi, Kamis (27/8/2020).
Saat ini dagangan batik Veronica sudah mulai menghasilkan, meski belum sebanyak dulu ketika belum ada corona. Tidak setiap hari ramai pembeli. Pengunjung pasar baru sedikit ramai pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. “Pokoknya sekarang itu kita harus berjuang, usaha, sambil tawakal,” tuturnya.
Sejak memulai usaha, Veronica mencoba untuk tidak mencari pinjaman guna tambahan modal. Hasil usaha yang diperolehnya, ia putar kembali untuk modal berjualan. Saat masa pandemi ini, manakala penghasilan dari dagangan batik belum stabil, ia berupaya untuk hidup hemat. Uang pemberian dari anak, ia putar untuk modal usaha. Veronica terlatih untuk hidup mandiri dan bekerja keras, menghidupi keluarganya.
“Saya tidak pernah mengajukan pinjaman ke bank. Kekhawatiran saya, kalau saya dipanggil Tuhan, kasihan anak-anak akan menanggung beban dan merepotkan,” ungkapnya.
Veronica mengaku tetap bersemangat untuk terus berjualan dan berdoa. Keyakinan itu berbuah manis. Veronica terpilih menjadi pedagang yang menerima Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) dari Pemerintah, yang disalurkan melalui Bank BRI.
“Puji Tuhan itu memang rezeki saya. Saya nyaris tidak percaya, saya bisa mendapatkan bantuan. Pegawai BRI mencari – cari saya dengan nama Veronica Sugilah, sementara saya di pasar dipanggil nama Bu Dalmito [nama suami]. Akhirnya saya diberitahu untuk datang ke Bank BRI untuk dapat bantuan,” kata Veronica bersemangat.
Baca Juga: BRI Gelar Pelatihan Virtual Ketahanan Pangan Tingkatkan Produktivitas
Adanya Banpres Produktif menjadi angin segar bagi Veronica untuk menambah modal dagangan. Bantuan sebesar Rp 2,4 juta yang ia peroleh, langsung masuk ke rekening tabungan di BRI. Ia mencairkan dana itu untuk modal usaha, dan tak lupa menyisakan Rp 250 ribu untuk menabung. Berkat bantuan ini, Veronica dapat kulakan[membeli barang dagangan secara grosir] sebanyak empat kodi celana batik dari Pekalongan.
“Iya saya gunakan untuk modal usaha lagi. Makanya saya sungguh-sungguh terima kasih. Makanya kalau ketemu Presiden Jokowi dan Bapak Menteri Koperasi saya ingin mengucapkan terima kasih. Saya kaget juga dapat bantuan itu, karena saya gak pernah dapat,” urainya.
Veronica mengungkapkan ketika masih muda telah menjadi nasabah simpanan Bank BRI. Karena terjadi resesi ekonomi pada 1998, Veronica tidak lagi bisa menabung. Lalu, saat pertemuan pedagang pasar pada medio September – Oktober lalu, Veronica kembali menjadi nasabah Bank BRI.
Veronica berharap, bantuan semacam ini dapat terus diberikan bagi pedagang-pedagang kecil seperti dirinya. “Jadi bantuan ini sungguh-sungguh menolong. Sungguh berterima kasih. Jangankan untuk modal ya, sekarang masa corona itu mendapatkan bantuan berapa pun dan apa pun bentuknya sudah merasa bersyukur dan terima kasih” paparnya.
Bank BRI telah ditunjuk oleh pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM sebagai lembaga penyalur Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) terbesar di Indonesia. Pada tahap pertama, Bank BRI telah menyalurkan Rp1,64 triliun kepada lebih dari 683 ribu pelaku usaha mikro di Tanah Air. Banpres ini merupakan hibah, bukan pinjaman. Pemberian bantuan ditujukan untuk tambahan modal usaha yang harapkan dapat menggerakkan ekonomi.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengungkapkan saat ini BRI fokus untuk mendukung dan mendorong percepatan penyaluran berbagai stimulus dari pemerintah agar tepat sasaran, salah satunya BPUM.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga