Suara.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melaporkan perkembangan Indonesia di masa pandemi Covid-19 pada sesi perkembangan ASEAN dalam acara The Business Council (ASEAN-BAC, EU-ABC, US-ABC) - ASEAN Finance Ministers’ Meeting and Central Bank Governors’ Meeting secara virtual pada Jumat (2/10/2020).
Dalam paparannya, Suahasil mengatakan akibat pagebluk Virus Corona, kondisi perekonomian mendapat tekanan luar biasa yang terbukti dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang negatif 5,32 persen.
"Kita dalam situasi kesehatan yang belum memiliki vaksin dan obat Covid-19. Dampak ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II sudah terkontraksi 5,3 persen. Dalam kuartal III pertumbuhan masih di zona negatif meskipun ada perbaikan," jelasnya.
Ia melanjutkan, pemerintah ingin meningkatkan ekonomi dengan mengintervensi belanja kesehatan serta dukungan kepada UMKM, dukungan bisnis (korporasi) dan perlindungan sosial.
Oleh karena itu, alokasi belanja APBN perlu adaptif dan fleksibel sehingga pemerintah melebarkan defisit tahun 2020 menjadi 6,3 persen. Namun tahun depan akan berangsur dikurangi menjadi 5,7 persen.
"Tahun ini kita defisit 6,3 persen tahun depan ingin kita kendalikan di 5,7 persen. Harapannya pemulihan ekonomi berlanjut. Kita sadari pemulihan akan lama. Fiskal harus adaptif dan cukup fleksibel untuk ekonomi," katanya.
Terkait isu pendidikan, ia mengatakan, saat ini anak-anak sekolah di Indonesia melakukannya secara virtual dari rumah.
Ia mengajak negara-negara ASEAN dan mitra untuk bersama mendiskusikan masalah konektivitas dan cara mendidik anak-anak secara virtual di masa datang.
"Pemerintah tidak hanya menyediakan konektivitas, tapi juga bagaimana cara mengajar mereka di masa depan. Mungkin disini bisa didiskusikan lebih lanjut ke depannya," katanya.
Baca Juga: Ada Kontraksi, Pemerintah Pede Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Membaik
Sebagai penutup, ia meyakinkan bahwa Indonesia tidak berhenti mereformasi pembangunan infrastruktur, serta sektor finansial.
Wamenkeu menyatakan bahwa Indonesia, pasca krisis menginginkan reformasi yang lebih baik serta ingin tetap melanjutkan kerjasama regional, dengan multilateral dan terbuka dengan diskusi.
"Ketika kita sudah keluar dari masa pandemi ini kita harus lebih baik dalam reformasi. Kita juga melanjutkan kerjasama regional, terbuka diskusi MDB (Multilateral Development Bank) dan negara tetangga ASEAN," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera