- IESR menyoroti kebutuhan listrik andal dan bersih untuk mendukung perkembangan pesat pembangunan data center berbasis AI.
- Kebutuhan listrik data center diproyeksikan meningkat signifikan, mencapai sekitar 4 GW pada tahun 2033.
- Panas bumi (geothermal) direkomendasikan sebagai sumber energi utama, meskipun memerlukan kebijakan untuk menekan biaya operasional mahal.
Suara.com - Institute for Essential Services Reform (IESR) memberikan catatan terkait maraknya pembangunan data center seiring dengan perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Manajer Riset IESR, Raditya Wiranegara menekankan perkembangan teknologi itu harus didukung melalui penyediaan listrik yang andal dan bersih.
Listrik panas bumi atau geothermal bisa menjadi pilihan utama untuk menyokong data center, menggantikan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU yang menggunakan batu bara. Dengan optimalisasi geothermal, pemerintah tidak lagi perlu membangun PLTU baru.
"Jadi geothermal bisa jadi salah satu sebagai pembangkit yang juga sama-sama seperti PLTU, tapi yang terbarukan," kata Raditya dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Kamis (27/11/2025).
Raditya mengungkap bahwa suplai kebutuhan listrik untuk data center setiap waktunya mengalami peningkatan. Diproyeksikan kebutuhannya akan mencapai sekitar 4 gigawatt (GW) pada 2033.
Berdasarkan keterangan Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Jisman Hutajulu pada 11 November lalu, kebutuhan listrik untuk data center pada 2025 mencapai 1,098 GW.
Merujuk pada data Kementerian ESDM, disebutkan kebutuhan listrik untuk data center akan terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2026, diproyeksikan kebutuhannya mencapai 2,122 GW. Sementara hingga tahun 2034 kebutuhannya akan mencapai 5,226 GW.
Selain lebih bersih, dari sisi keekonomian, geothermal jauh lebih murah dibanding dengan PLTU.
"Dari kajian kami ini (penggunaan geothermal) bisa, memotong sepertiga sampai setengah dari PLTU," kata Raditya.
Baca Juga: Ricuh! Bentrok Warga Vs Aparat di Poco Leok, Proyek Geothermal Pemicu Amarah
Sementara menurut Manajer Program Transformasi Sistem Energi IESR, Deon Arinaldo menegaskan pembangkit listrik geothermal sama-sama memiliki biaya yang mahal dan beresiko seperti PLTU. Agar lebih murah, harus ada dukungan kebijakan pemerintah.
"Jadi kalau kita mau pakai geothermal pun ada resikonya yang harus diatasi dulu dengan kebijakan. Kalau enggak diatasi, ya, secara head to head mahal geothermal-nya," jelas Deon.
Dia mencontohkan untuk menemukan panas bumi harus dilakukan pengeboran. Setidaknya harus menggali di kedalaman 3000 meter ke perut bumi.
"Itu peralatannya lumayan mahal, operasinya mahal juga," ujar Deon.
Berita Terkait
-
Usulan Revisi PLTU Dianggap Ancam Ekonomi dan Transisi Energi: Mengapa?
-
Fortinet Rilis Solusi Secure AI Data Center: Standar Baru Keamanan di Era GPU dan Model AI Raksasa
-
IESR Nilai SNDC Indonesia Tak Selaras dengan Ambisi Energi Terbarukan Prabowo, Kenapa?
-
BNI Mendukung Pembangunan dan Operasional 500 MW Geothermal Energy PT Geo Dipa Energi (Persero)
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Presiden Prabowo Akan Bangun Dewan Nasional Baru Usai Bertemu Ratu Maxima
-
Biar Masyarakat Tak Mudah Tertipu Soal Keuangan, Pemerintah Bentuk Lembaga Baru DNKI
-
Lima Kawasan Industri Akan Terapkan Konsep Eco-industrial Park
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Investor Pantau Negosiasi Damai Rusia-Ukraina dan Keputusan OPEC
-
Purbaya Yakin Demo Akan Berkurang, Bidik Pertumbuhan Ekonomi 6% Tahun Depan
-
Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Berdayakan Pandai Besi Binongko
-
BTN Mau Masuk Bisnis Paylater Hingga Kredit Mobil-Motor Tahun Depan
-
Ratu Maxima Terkejut Ada Bank Terima Bayar KPR Lewat Sampah, Gimana Mekanismenya?
-
Promo Merchant BRI: Jangan Lewatkan Diskon 15% Tiket Planet Sports Run 2026, Catat Tanggalnya!
-
Rupiah Jeblok di Pembukaan Hari Ini