Suara.com - Pemerintah memastikan gelombang kedua kedatangan vaksin buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac akan tiba di Indonesia pada Kamis (31/12/2020) besok.
"InsyaAllah besok akan tiba kembali vaksin Sinovac sebanyak 1,8 juta," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Rabu (30/12/2020).
Dalam kesempatan itu, Retno juga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, terutama produsen vaksin yang telah teruji untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi di dalam negeri.
"Diplomasi kita terus membuka akses kerja sama dengan berbagai pihak. Tentunya nanti Pak Menkes yang memiliki kewenangan sejauh mana komitmen pengadaan vaksin sudah kita peroleh," katanya.
Sebelumnya, ekonom senior dari Indef, Faisal Basri menyoroti langkah pemerintah yang memborong jutaan vaksin buatan perusahaan farmasi asal China Sinovac.
Pasalnya kata Faisal ke efektivitasan vaksin tersebut belum teruji.
"Uji klinis tahap III saja belum, Sinovac sendiri belum mengumumkan efektivitasan vaksinnya, jadi kita seolah beli kucing dalam karung," kata Faisal dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (23/12/2020).
Menurut Faisal Sinovac memberikan pernyataan terbaru mengenai efektivitas vaksin buatan perusahaan tersebut, dimana pernyataan tersebut untuk menanggapi PT Bio Farma yang menyebut vaksin Sinovac 97 persen efektif dalam uji tahap awal melawan Covid-19.
Namun pernyataan ini langsung dibantah oleh Sinovac sendiri, menurut juru bicaranya kata Faisal hingga saat ini belum diketahui kemanjuran dari vaksin tersebut.
Baca Juga: Serba-Serbi Vaksin Mati untuk Tangani Pandemi Covid-19, Apa Saja Risikonya?
"Jadi inilah kenapa banyak turis yang enggan datang ke Indonesia, angkanya terus melorot, bahkan di Oktober terus melorot. Jadi yang terpenting bukan vaksinya tapi menanggulangi virusnya tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 1,2 juta dosis Vaksin Sinovac untuk penanggulangan Covid-19 tiba di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kedatangan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap Virus Corona itu disambut antusias pemerintah.
Namun sebelum disuntikkan kepada masyarakat, vaksin ini akan terlebih dahulu melewati tahap uji klinis.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina