Investor melihat, saat banyaknya emiten-emiten yang mengalami ARB secara beberapa hari berturut-turut, tidak ada satupun emiten yang dikenakan suspensi oleh Regulator karena penurunan harga tersebut. Terlepas dari argumen bahwa regulator memiliki mekanisme tersendiri secara sistem dalam penentuan suspensi karena kenaikan atau penurunan kumulatif harga saham, tetap saja ketidakpuasan atau protes investor menunjukan absennya transparansi mekanisme kebijakan yang dilakukan regulator bursa.
Tasril Jamal Investor Ritel berharap BEI bisa lebih tanggap dalam melihat kondisi saat ini, terkhusus yang menyangkut perlindungan bagi investor ritel. Ramainya influencer saham yang tidak mengerti investasi, termasuk hal yang harus disikapi oleh BEI, karena memberikan kerugian bagi investor pemula yang terpengaruh oleh hasutan (pompom) dari para influencer.
“BEI harusnya cepat tanggap, bukan hanya diam saja atau malah menyalahkan investor baru, BEI tugasnya bukan cari profit tapi bagaimana mengedukasi dan membuat aturan-aturan termasuk tanggap terhadap kejadian dimarket,” ujarnya.
Terkait dengan penggunaan margin dalam pembelian saham oleh investor ritel, Tasril melihat broker harus memiliki sense jangan hanya fokus mengejar nasabah untuk menggunalan margin, tapi juga memastikan bahwa nasabah tersebut paham akan resiko penggunaan margin saat kondisi market koreksi.
“Otoritas yangg harus berinisiatif melakukan edukasi dan aturan lain seperti broker harus hati- memberikan margin trading kepada investor pemula, karena investor pemula kan nggak tahu detail resikonya,” ungkap Tasril.
Gelombang Investor ritel saham yang didominasi oleh milenial merupakan hadiah bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Dengan masuknya investor ritel, likuiditas pasar saham kita naik signfikan mencatatkan sejarah baru, yang membuat likuiditas pasar saham kita semakin baik di mata investor global.
Jangan sampai masuknya investor ritel yang didominasi milenial ini berakhir dengan sad ending. Karena ketidakmasimalan peran regulator dalam memainkan perannya. Jangan sampai mereka lebih memilih menjadi investor asing bagi bursa saham luar, ketimbang menjadi investor domestik di bursa sendiri karena pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan. Perlu tindakan cepat dari pemerintah, jangan sampai kehilangan momentum.
Berita Terkait
-
25 Saham Keluar dari Efek Marjin, Ini Daftarnya
-
Pekan Terakhir Januari 2021, IHSG Ditutup Anjlok 117 Poin
-
43 Saham Terdepak Aturan Marjin, BEI : Diumumkan Dalam Waktu Dekat
-
Saham yang Terdepak Short Selling Hasil Review BEI Selama 6 Bulan
-
Banyak Pelaku Pasar Modal Pertanyakan Kebijakan BEI Nomor S-00259
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Diburu Purbaya, Pedagang Thrifting Pasar Senen Tuding China Perusak Pasar Produk Lokal
-
Marak Penipuan Online, Trading Kripto Kini Makin Ketat lewat Verifikasi Wajah
-
Dampak BI Rate Terhadap Pergerakan Pasar Saham Hari Ini
-
Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya
-
Keponakan Luhut Sebut RI Bakal Dibanjiri Investor Asing pada 2026, China Mendominasi
-
BI Guyur Likuiditas Rp 404 Triliun ke Bank-bank, Siapa Saja yang Dapat?
-
Rupiah Kembali Merosot Sentuh Level Rp 16.748 per Dolar Amerika
-
Ada Perubahan Rencana, Daftar Lengkap Penggunaan Dana Rp 23,67 Triliun Garuda Indonesia
-
Harga Emas Antam Semakin Mahal Hari Ini, Dibanderol Rp 2.364.000 per Gram
-
Investasi Aset Properti Cuma Modal Rp 10 Ribu? Begini Caranya