Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tahun 2021 tren pemulihan ekonomi makin terus terlihat, hal tersebut ditunjukkan oleh membaiknya sejumlah indikator ekonomi baik konsumsi maupun investasi.
Namun yang jadi pertanyaan dirinya, seberapa kuat proses pemulihan ekonomi itu terjadi.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam acara webinar Fitch Ratings, Rabu (24/3/2021).
"Sisi baiknya tahun di 2021 kita melihat tren dari pemulihan masih ada, konsumsi masyarakat bertumbuh, dan konsumsi dari pihak swasta (investasi) juga bertumbuh terlihat dari indikator, (pemakaian) semen, listrik dan manufaktur yang mulai pulih. Dan pertanyaannya saat ini seberapa kuat dan berkelanjutan? tanya Sri Mulyani.
Untuk menjamin seberapa kuat proses pemulihan ekonomi tersebut, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini jawabannya adalah soal pengendalian pandemi Covid-19 itu sendiri yang dilakukan pemerintah Indonesia.
"Dan ini akan sangat tergantung dengan Covid-19. Anda lihat di Januari-Februari pengetatan aktivitas sosial kembali dilakukan karena peningkatan kasus Covid-19 dan terjadi di banyak negara karena (ada perayaan) Natal dan libur akhir tahun," katanya.
Baru di bulan Maret ini kata dia, aktivitas kembali mulai dilonggarkan, karena adanya penurunan penularan Covid-19, di saat resiko penularan menurun pemerintah Indonesia lantas membuat kebijakan yang lebih menggerakkan sektor konsumsi, seperti halnya pajak 0 persen bagi pembelian mobil baru hingga rumah baru.
"Kita mengekspektasikan di Maret pemulihan sedikit menguat, makanya ada insentif untuk mobil, pembelian rumah tujuannya untuk mencoba menciptakan kepercayaan masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: Cerita Menteri Sri Mulyani 'Diserang' SMS dari Pinjaman Online
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025