Suara.com - PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) emiten pengolah makanan beku berbahan baku udang meraup laba bersih pada 2020 sebesar 10,2 juta dolar AS. Raihan itu meningkat 78,3 persen dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar 5,7 dolar AS.
Direktur Utama PMMP Martinus Soesilo mengatakan, laba bersih tersebut didorong oleh meningkatnya penjualan bersih sebesar 170,9 juta dolar AS yang naik 19,5 persen dari tahun sebelumnya sebesar 142,7 juta dolar AS.
Pertumbuhan penjualan ini juga berdampak pada meningkatnya laba kotor Perseroan pada 2020 menjadi 35,3 juta dolar AS yang meningkat sebesar 20 persen .
Hal ini disebabkan oleh strategi penjualan Perseroan untuk meningkatkan porsi penjualan varian Value Added yang memiliki profitabilitas lebih baik dibandingkan produk lainnya.
"Marjin laba kotor kita meningkat dari 20,6 persen menjadi 20,7 persen, sejalan dengan strategi kami untuk meningkatkan penjualan produk Value Added, mulai tahun 2020. Hal ini akan terus kami pertahankan pada tahun 2021, untuk terus meningkatkan profitabilitas Perseroan ke depannya," ujar Martinus Soesilo, dalam keterangannya, Senin (12/4/2021).
Di sisi lain, total liabilitas PMMP berhasil turun menjadi 183 juta dolar AS pada akhir 2020 dari posisi akhir 2019 sebesar 191 juta dolar AS yang disebabkan oleh menurunnnya utilisasi hutang bank jangka pendek 149 juta dolar AS dan hutang bank jangka panjang Perseroan dari 3,9 juta dolar AS.
"Tahun lalu, kami mampu menurunkan hutang bank jangka pendek kami, yang disebabkan dengan meningkatnya penjualan, profitabilitas dan efisiensi operasional Perseroan," kata Martinus.
Sementara itu, total aset Perseroan pada 2020 naik menjadi 248 juta dolar AS dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar 237 juta dolar AS. Total ekuitas Perseroan juga meningkat dari 65 juta dolar AS menjadi 46 juta dolar AS.
"Pada pandemi ini, pola consumer behaviour cenderung memilih untuk berbelanja di supermarket dan retailer, lalu memasak sendiri produknya dirumah. Hal ini mendorong meningkatnya penjualan kami selama tahun 2020, terutama pada pihak retailer baik di Amerika Serikat maupun Jepang," pungkas Martinus.
Baca Juga: Setelah Disambangi WHO, China Klaim Virus Corona Berasal dari Kepala Babi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya