Suara.com - Survei yang mengatakan bahwa budaya baca Indonesia masih rendah, sudah berkali-kali dibantah. Nyatanya, keberadaan Perahu Pustaka, Kuda Pustaka, Becak Pustaka, Angkot Pustaka, Mobil Pustaka, dan fasilitas bacaan lainnya di Indonesia selalu disambut antusias oleh warga.
Keadaan ini nampak terlihat, khususnya di beberapa wilayah perbatasan negara dimana bisa dipastikan di sana tidak ada bahan bacaan. Jika ada yang bilang ini era digital yang tak perlu buku, itu hanya berlaku untuk masyarakat di kota saja.
Poin ini kembali ditekankan Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, dalam sebuah talkshow yang mengangkat tema “Integrasi penguatan sisi hulu dan hilir budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial”.
Dikatakannya bahwa Indonesia hanya kekurangan bahan bacaan, bukan malas membaca. Penduduk Indonesia berdasarkan data BPS kurang lebih 270 juta jiwa, sementara jumlah bahan bacaan yang Perpusnas data di semua jenis perpustakaan umum (bukan di sekolah, perguruan tinggi, atau di rumah) adalah 22 juta.
Artinya, rasio buku dengan total penduduk belum mencapai satu buku per orang/tahun (0,098). Sedangkan, di benua Eropa dan Amerika rata-rata sanggup menghasilkan 20-30 buku per orang setiap tahun.
Angka ini cukup menguatkan bahwa orang Indonesia bukan malas membaca, tapi ketersediaan buku yang kurang.
Anak-anak tidak membaca buku karena pelbagai faktor. Pertama, akses ke buku cukup sulit. Karena bila masyarakat disodori buku-buku yang sesuai, mereka akan sangat senang membaca.
“Faktor kedua yang menyebabkan minat baca Indonesia rendah, yakni bukunya jelek-jelek. Jadi bukan salah orang Indonesia-nya yang malas membaca, tapi salahkan bukunya yang kebanyakan tidak menarik, bahkan sebagian merusak imajinasi anak,” ucap Syarif Bando dalam keterangannya, Selasa (20/4/2021).
Menurutnya, akibat buku terbitan dalam negeri kurang menarik, anak-anak di banyak daerah menjadi gandrung dengan buku-buku terbitan/terjemahan dari luar negeri yang lebih memikat.
Baca Juga: Percepat Pemulihan Ekonomi, Kadin Desak Realisasi Vaksinasi Mandiri
Disinilah letak kekhawatiran, karena anak-anak bisa terasing dari lingkungannya sendiri. Banyak anak-anak di daerah yang lebih tahu soal hewan-hewan di belahan bumi lain ketimbang hewan-hewan di lingkungannya, dikarenakan mereka kekurangan suplai buku asli terbitan dalam negeri.
“Anak-anak lebih fasih berbicara tentang beruang kutub atau dinosaurus, ketimbang tentang kuda Sumba karena banyak dijumpai di buku-buku terjemahan. Tapi kalau tentang kuda Sumba atau tentang elang Jawa, harusnya ditulis oleh orang Indonesia sendiri yang lebih menarik,” tambahnya.
Syarif Bando juga mengklasifikasi empat tingkatan literasi, yang menurutnya ampuh membantu memulihkan ekonomi dan reformasi sosial, terutama di masa pandemi saat ini.
Tingkatan tersebut yang pertama, tersedianya akses kepada sumber-sumber bahan bacaan baru yang terbaru (up to date). Kedua, kemampuan memahami bacaan secara tersirat dan tersurat.
Ketiga, kemampuan menghasilkan ide-ide, gagasan, kreativitas dan inovasi baru. Dan keempat, literasi adalah soal kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi khalayak.
“Transformasi layanan dari Perpusnas berbasis inklusi sosial mampu menjawab keresahan dan kekhawatiran masyarakat saat situasi pandemi Covid-19. Keterlibatan peran masyarakat lewat bermacam aktivitas transformasi pengetahuan atau transfer knowledge, seperti pelatihan, tutorial, dan pendampingan kegiatan yang memiliki nilai ekonomis,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar