Suara.com - Guna meningkatkan indeks pertanaman, para Petani di Kabupaten Karawang gencar melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Para petani yang gencar melakukan program RJIT salah satunya petani di Desa Ciwaringin, Kecamatan Lemahaban, Kabupaten Karawang.
Dengan anggaran Rp 55 juta, para petani di sana menargetkan, panjang bangunan 115 meter, namun yang terealisasi 120 meter. Luas tambah oncoran sebelum di MT2 hanya bisa tanam 40 hektar, setelah dibangun diharapkan bisa tanam 50 hektar di MT2 dengan produksi 7 ton per hektar.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kegiatan RJIT dilakukan untuk memastikan lahan pertanian mendapatkan irigasi yang akan menjamin kebutuhan air hingga panen.
“Pengelolaan air dilakukan petani untuk memastikan lahannya bisa terus berproduksi. Pengelolaan air bisa dilakukan salah satunya dengan cara merehabilitasi jaringan irigasi. Sehingga air benar-benar dipastikan mengalir ke lahan pertanian. Pengaturannya pun tepat,” terang SYL, sapaan akrab Syahrul Yasin Limpo, Selasa, (4/5/2021).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, RJIT dilakukan untuk mendukung aktivitas pertanian.
“RJIT bukan hanya membenahi saluran irigasi yang bermasalah. Tetapi juga memaksimalkan fungsi saluran, agar luas areal tanam bisa bertambah. Sehingga diharapkan indeks pertanaman dan provitasnya pun meningkat,” tutur Sarwo Edhy.
Dikatakannya, pengelolaan air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai.
"Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, boks bagi, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani," ujar Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menjelaskan, kegiatan RJIT ini diarahkan pada jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan yang terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder) yang kondisinya baik dan/atau sudah direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, atau Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota Urusan Pengairan sesuai kewenangannya.
Baca Juga: Cegah Krisis Air, Kementan Bangun Embung untuk Petani Maluku Tengah
"Juga untuk yang memerlukan peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi. Serta untuk jaringan irigasi desa," sebut Sarwo Edhy.
Pembangunan RJIT dengan pola padat karya ditargetkan membantu Penumbuhan Ekonomi Nasional (PEN) dengan melibatkan banyak tenaga kerja di dalamnya.
Ketua Gapoktan, Sri Jaya mengatakan, IP di lahan garapannya semula hanya dua kali tanam. Kini IP meningkat menjadi tiga kali tanam. Dalam pengerjaannya, kegiatan RJIT ini menggunakan 20 orang per hari dengan lama pengerjaan 10 hari.
“Kondisi saluran sebelum diperbaiki berupa saluran tanah, sehingga distribusi air ke lahan sawah kurang lancar akibat sering kehilangan air. Sekarang bangunannya menggunakan cor beton dengan dimensi lebar atas 0,3 meter, lebar bawah 0,50 meter, lebar dinding 0,30 meter dan tinggi dinding 1 meter,” ungkapnya.
Mengingat kinerja fungsi saluran irigasi mengalami penurunan, maka perlu dilakukan perbaikan melalui menu kegiatan RJIT anggaran tahun 2020 agar tidak terjadi penurunan IP dan provitas tanaman padi.
“Dampak lain yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dapat dilakukannya percepatan tanam dan meningkatnya partisipasi masyarakat tani, terutama dalam pemeliharaan saluran tersebut,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Resmikan NFC, Mentan: Pertanian Berkembang di Tangan Generasi Muda
-
Lahan Diserang Hama Tikus, Mentan Ajak Petani Sukabumi Manfaatkan Asuransi
-
Pupuk Indonesia : Pupuk Subsidi Cukup untuk Enam Minggu ke Depan
-
Irma Suryani Sebut Pupuk Subsidi Tanggung Jawab 3 Kementerian Ini
-
Agar Tepat Sasaran, IPB: Distribusi Pupuk Tak Bisa Dibebankan Kementan Saja
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Asosiasi Ini Soroti Peran Akuntan dalam Pelaporan Keberlanjutan dan Transparansi ESG
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar AS Makin Kuat Sentuh Level Rp16.678
-
Harga Emas Antam Hari Ini Berkisar 2,4 Jutaan per Gram, Sulit Menguat?
-
Bank Pemberi Pinjaman Eks Bupati Lampung Tengah Ikut Kena Getah
-
Masih Minim Serapan, Diskon Tiket Kapal Feri untuk Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Profil PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS), Siapa Pemilik Sahamnya?
-
Pegiat Fintech Didorong Saling Kerja Sama Demi Sehatkan Ekosistem Keuangan Digital
-
IHSG Berbalik Menguat Selasa Pagi, Apa Saja Saham yang Cuan?
-
Update Harga BBM Terbaru: Pertamina, Shell, Vivo, dan BP per Desember 2025
-
Tim Indonesia Sudah di AS, Airlangga Menyusul Negosiasi Tarif Lusa