Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan berupa embung melalui program padat karya kepada petani di Kecamatan Seram Utara Barat, Maluku Tengah guna meningkatkan produksi. Keberadaan embung di lahan pertanian dinilai penting untuk mengatasi krisis air di musim kemarau.
Embung dengan luas oncoran 25 ha ini dikelola oleh Kelompok Tani Harapan Baru dari desa SP1 Karlutu. Keberadaan embung, dinilai penting untuk mengatasi krisis air di musim kemarau.
Ketua Poktan Harapan Baru, Madrais menyebut pembuatan embung pertanian bertujuan untuk menampung air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan. Seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya dan untuk menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.
"Pembangunan embung yang merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian (small farm reservoir) dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan," ujar Madrais.
Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang dan supply air irigasi menurun.
"Maka dengan teknik pemanenan air (water harvesting) melalui embung ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi ketersediaan sumber air di Desa SP1 Karlutu yang sebagian besar wilayah di Kecamatan Seram Utara Barat berada pada ketinggian 100 - 200 meter dpl," jelasnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menilai, pembangunan embung atau dam parit untuk mengantisipasi kemungkinan adanya El-Nino atau musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.
"Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 20 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan)," papar Syahrul, Senin (26/4/2021).
Pembuatan embung, lanjut Syahrul, digunakan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif.
Baca Juga: Sebagian NTB Masuk Kemarau, Mentan Ingatkan Petani untuk Perhatikan BMKG
"Masyarakat dan para petani diharapkan bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah," pintanya.
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, untuk pembangunan infrastruktur ini dicanangkan 400 Unit di 30 Provinsi dan lebih dari 226 Kabupaten/Kota.
"Kegiatan dapat berupa embung, dam parit, dan longstorage. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 20 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan)," jelasnya.
Dijelaskannya, bagi masyarakat petani yang membutuhkan bantuan RJIT atau pembangunan embung, bisa mengajukan ke Dinas Pertanian kabupaten atau kota masing-masing.
"Nanti dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang tujuannya bisa mensejahterakan petani," tandas Sarwo.
Berita Terkait
-
Sebagian NTB Masuk Kemarau, Mentan Ingatkan Petani untuk Perhatikan BMKG
-
Kementan Dorong Pengembangan Industri Cokelat untuk Kebutuhan Ekspor
-
Jadi Pengusaha Cokelat, Ita Purnamasari: Saat Ini Waktu Tepat bagi Milenial
-
PDB Tumbuh 2,19 Persen, FAO Sebut Pertanian Indonesia Luar Biasa
-
Manfaat Irigasi Perpompaan, Petani Pandeglang Bisa Tanam Dua Kali
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
Terkini
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak
-
Khawatir NU Terpecah: Ini Seruan dari Nahdliyin Akar Rumput untuk PBNU
-
'Semua Senang!', Ira Puspadewi Ungkap Reaksi Tahanan KPK Dengar Dirinya Bebas Lewat Rehabilitasi