Suara.com - Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, International Mask Festival (IMF) merupakan festival topeng tahunan bertaraf internasional di Kota Solo ini dilaksanakan secara hybrid yaitu daring dan luring. Event yang digelar sejak tahun 2014 mencoba menggali spirit kekuatan kebersamaan dalam kebhinekaan.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizki Handayani mengatakan IMF 2021 sebagai pagelaran seni pertunjukan untuk menggali kekayaan kesenian topeng di Indonesia dengan melibatkan seniman topeng dari mancanegara dalam panggung yang spektakuler dan tidak ketinggalan kegiatan ini dapat menjadikan seni topeng sebagai sarana untuk menjalin hubungan kebudayaan antar bangsa.
"IMF ini diharapkan tidak hanya menjadi daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara, namun menciptakan semangat mencintai, melestarikan dan mengembangkan topeng sebagai warisan budaya dan tidak ketinggalan menjadi event budaya untuk menjalin dan meningkatkan hubungan diplomasi antara kota Solo dan kota lainnya di Indonesia sekaligus antara Indonesia dan negara-negara lain," kata Rizki dalam keterangannya ditulis Sabtu (12/6/2021).
Ia juga menambahkan bahwa keunikan IMF 2021 selain digelar secara hybrid juga terdapat penjualan produk kreatif UMKM Indonesia, kompetisi tari topeng melalui aplikasi TikTok dan kuis dan diharapan terdapat interaksi langsung antara penyelenggara dan penonton.
"IMF 2020 yang digelar secara virtual mendapat lebih dari 10.000 viewers selama dua hari. Diharapkan IMF 2021 mencapai 20.000 viewers," kata Rizki.
Sementara itu, Chief Executive IMF 2021, Mimi Zulaikha menjelaskan, IMF 2021 diselerenggarakan secara secara hybrid yaitu daring dan luring. Untuk kegiatan luring, delegasi Indonesia akan tampil secara live dan ditonton oleh penonton terbatas di Ndalem Purwohamijayan, Solo. Dan untuk event secara daring, delegasi Indonesia dan manca negara menampilkan karya mereka melalui video pertunjukan.
"Kedua jenis pertunjukkan tersebut ditayangkan secara live streaming pada kanal YouTube SIPA Festival pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 11 dan 12 Juni 2021 dimulai pukul 15.00 WIB. IMF 2021 diawali dengan penayangan video pertunjukan delegasi Indonesia dan mancanegara yang tidak bisa hadir di lokasi. Penampilan live delegasi Indonesia dengan penonton terbatas dimulai pukul 19.30 WIB," katanya.
Mimi juga mengatakan bahwa delegasi mancanegara yang tampil pada IMF 2021 berasal dari negara Filipina, Malaysia, Perancis, Republik Korea, dan Vietnam. IMF 2021 juga menampilkan guest stars, maestro topeng Indonesia, yaitu Wangi Indriya, Indramayu dan Dr. Martinus Miroto, M.F.A, Yogyakarta. Adapun delegasi Indonesia berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Penjualan barang seni diikuti oleh UMKM Indonesia, antara lain Agus Suyono, Gunung Kidul; Bima Nugraha Yusuf, Ponorogo; Didik Budi Utomo, Ponorogo; Narimo, Sukoharjo; dan Sujiman, Gunung Kidul. Penjualan barang-barang seni juga diikuti oleh pembuat topeng manca negara yaitu Alaric Chagnard, Perancis dan Hideta Kitazawa, Jepang. Selain itu, IMO merupakan wadah silahturahmi seniman, kolektor, pengrajin, komunitas, sekaligus individu-individu pecinta topeng Indonesia," katanya.
Baca Juga: Diduga Mau Ngutang Lagi, Fadli Zon: Kementerian Keuangan Patut Dievaluasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi mengapresiasi pelaksanaan Indonesia Mask Festival 2021, yang bisa dikatakan unik karena personalize, event tematik minat khusus namun disajikan dengan konsep Entertainment yang bisa dinikmati kalangan luas. Dengan demikian, meskipun mengatur pergerakan wisatawan dengan protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environment Sustainability) yang ketat, event ini tetap mampu menggerakkan ekonomi kreatif secara luas.
Hal ini sesuai dengan arahan Menparekraf (Sandiaga Uno) agar dalam pelaksanaan event, konten harus localize, personalize, customize, dan smaller in size. Localize, mengangkat potensi lokal, otentik dan memberikan manfaat kepada masyarakat lokal. Kedua, Personalize, memberikan kesan. Ketiga, Customize, dimana target audience dan spesifikasinya harus jelas. Terakhir, Smaller in Size, bentuk kegiatan terbatas, hybrid dan awareness campaign diperkuat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, dalam pelaksanaan event ada tiga hal lain yang harus diperhatikan.
"Pertama, Relevan. Temanya harus berkaitan dengan kondisi saat ini, seperti isu peduli kesehatan. Kedua, Digitalize. Bersifat digital dengan teknologi terkini dan dekat dengan milenial. Ketiga, Sustainable. Harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan, budaya dan ekonomi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen