Suara.com - Pasca mencatatkan saham perdana pada minggu lalu, PT Trimegah Karya Pratama Tbk (kode saham: UVCR), perusahaan pelopor dan aggregator voucher diskon digital terbesar di Indonesia dengan platform bernama Ultra Voucher, langsung tancap gas melalui rencana kerja sama dengan sejumlah bank dalam rangka meningkatkan kegiatan usahanya.
Direktur Utama Ultra Voucher Hady Kuswanto mengatakan dalam waktu dekat ini pihaknya akan menjalin kerjasama dengan sejumlah bank untuk mengembangkan layanan bagi konsumen. Hal ini sebagai bagian dari pengembangan bisnis yang tengah dilakukan perusahaan pasca pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
“Kami bersyukur, dengan telah listingnya Ultra Voucher di bursa saham, banyak pihak yang memberikan kepercayaan kepada kami untuk melakukan kerjasama yang saling menguntungkan guna pengembangan bisnis ke depan, dan untuk saat ini kami tengah mempersiapkan kerjasama dengan sejumlah bank yang merupakan bagian dari langkah strategis bisnis jangka pendek, menengah dan panjang kami,” ujar Hady ditulis Senin (2/8/2021).
Hady menjelaskan kerja sama dengan sejumlah bank ini diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi dan user Ultra Voucher dalam pembelian voucher belanja, makanan, voucher online platform, dan voucher lainnya yang dimiliki Ultra Voucher.
Dengan demikian nasabah bank tersebut dapat membeli voucher discount secara langsung dari mobile banking aplikasi bank bersangkutan dan menggunakan saldo nasabah di rekeningnya.
Direktur Ultra Voucher Riky Boy Permata mengatakan, melalui kerja sama ini, pengguna atau nasabah bank akan mendapatkan kemudahan pembelian voucher belanja discount langsung dari aplikasi mobile bankingnya.
Disisi lain, melalui kerja sama dengan Ultra Voucher, pihak bank dapat memperluas jenis transaksi untuk nasabahnya, berpotensi mendapatkan peningkatan traffic transaction di bank tersebut, dan potensi peningkatan saldo nasabah ataupun loyalty nasabah untuk tetap memaintenance saldo nasabah di rekening bersangkutan.
Bagi merchant, benefit yang diperoleh dengan adanya kerja sama Ultra Voucher dengan pihak perbankan tersebut adalah mendapat new channel penjualan yang langsung dekat dengan source of fund yaitu tabungan nasabah.
“Kami optimis, dengan adanya rencana pengembangan atas produk, fitur baru, channel distribusi dan marketing yang didukung dari perolehan dana IPO ini, akan mendukung target bisnis perusahaan kedepannya. Kami menargetkan pendapatan usaha bisa meningkat 195% dibandingkan 2020 dan perolehan laba bersih yang meningkat 600% di akhir 2021,” ujar Riky.
Baca Juga: Ultra Voucher Akan Perkuat Investasi dan Perluas Pasar ke ASEAN
Berdasarkan prospektus, Ultra Voucher mencatatkan pendapatan usaha Rp 338,74 miliar dan laba bersih Rp 1,56 miliar pada akhir 2020. Adapun pada 3 bulan pertama (Quartal 1) 2021, Ultra Voucher membukukan peningkatan pendapatan 111% menjadi Rp 194,48 miliar dibandingkan dengan Q1 2020. Serta terdapat peningkatan laba bersih sebesar 614% menjadi Rp 534,49 juta.
Riky menambahkan pengembangan bisnis Ultra Voucher didukung 4 kanal distribusi utama, yakni Business to Business (B2B), E-commerce, direct to retail, dan reseller. Pengembangan bisnis juga didukung sumber daya manusia di Ultra Voucher yang berpengalaman di dunia teknologi digital.
Pada 27 Juli 2021, UVCR resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di papan akselerasi Bursa Efek Indonesia di harga Rp 100 per saham dan menjadi emiten ke- 27 yang listing sepanjang 2021. Diawal perdagangan perdananya, harga saham UVCR langsung tercatat naik 10%, prosentase kenaikan harga saham tertinggi per hari di papan akselerasi, menjadi Rp 110 per saham.
Selama masa book building hingga penawaran umum saham UVCR mencatatkan kelebihan pemesanan atau oversubscribe. Dengan melepas 500 juta lembar saham atau 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, melalui IPO ini UVCR berhasil meraih pendanaan sebesar Rp 50 miliar.
Dana hasil IPO akan digunakan untuk capital expenditure atau belanja modal sebesar 36% khususnya untuk pengembangan produk dan fitur baru. Selanjutnya untuk operating expenditure atau biaya operasional sebesar 34% khususnya pengembangan channel distribusi dan pemasaran, serta sisanya 30% untuk peningkatan modal kerja khususnya pembelian persediaan voucher.
“Agar semakin memberikan kemudahan dan pilihan bagi konsumen, kami akan terus menambah jumlah merchant, terutama yang bisa menyediakan layanan online. Saat ini member Ultra Voucher sudah mendekati 300.000. Jumlah tersebut meningkat signifikan dari tahun lalu yang sekitar 180.000. Kenaikannya hampir 2 kali lipat di tengah kondisi pandemi. Dengan peningkatan ini kami confident merchant online semakin meningkat,” ujar Riky.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya