Suara.com - Nilai tukar (kurs) rupiah pada awal pekan ini, Senin (6/9/2021) bergerak menguat, seiring data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang berada di bawah ekspektasi.
Hari ini, rupiah dibuka menguat 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.247 per dolar AS dibandingkan posisi pada hari penutupan perdagangan sebelumnya di angka Rp14.263 per dolar AS.
"Pada Jumat pekan lalu, data tenaga kerja AS, non farm payrolls, jauh di bawah ekspektasi pasar sehingga memberikan keraguan ke pasar soal waktu pelaksanaan kebijakan pengetatan moneter AS ke depan, baik tapering ataupun kenaikan suku bunga," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra.
Ia berpendapat, keraguan itu berdampak pada pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Ia menilai rupiah mungkin berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan sentimen tersebut.
"Ditambah dengan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia yang terus membaik, juga membantu memberikan sentimen positif ke rupiah," ujar Ariston dikutip dari Antara.
Faktor domestik juga memberi pengaruhm seperti kasus COVD-19 ynang bertambah 5.403 sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,13 juta kasus.
Sementara, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 392 kasus sehingga totalnya mencapai 135.861 kasus.
Jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 10.191 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,84 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 155.519 kasus.
Terkait vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 66,78 juta orang dan vaksin dosis kedua 38,22 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Baca Juga: Pasien Covid-19 yang Dirawat di RS Balikpapan Sisa 18 Persen, ICU 58 Persen
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.230 per dolar AS dengan potensi resisten Rp14.300 per dolar AS.
Pada Jumat (3/9/2021) kemarin, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.263 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.273 per dolar AS.
Berita Terkait
-
Politisi Malaysia Heran Covid-19 di Indonesia Cepat Turun, Ini Jawaban Kemenkes
-
Pasien COVID-19 Wisma Atlet Tersisa 778 Orang
-
Terus Berkurang, RSD Wisma Atlet Rawat 778 Pasien Covid-19, BOR Tinggal 9 Persen
-
Dokter Tidak Percaya Covid-19 di Enrekang Terancam Sanksi Pemecatan
-
Mengenal Varian Mu, Mungkinkah Semakin Banyak Varian Virus Corona Lain?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM