Suara.com - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Senin karena dolar AS yang menguat, tetapi spekulasi terbaru bahwa Federal Reserve mungkin akan mempertahankan langkah-langkah dukungan ekonomi yang didorong pandemi membuat emas mendekati level tertingginya dalam 2,5 bulan.
Mengutip CNBC, Selasa (6/9/2021) harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi 1.822,86 dolar AS per ounce, Pada akhir pekan lalu harga mencapai level tertinggi sejak 16 Juni di 1.833,80 dolar AS. Perdagangan relatif sepi karena libur Hari Buruh di Amerika, Senin.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menyusut 0,5 persen menjadi 1.825,10 dolar AS per ounce.
Indeks Dolar (Indeks DXY) naik, berpotensi meredupkan selera bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Data Departemen Tenaga Kerja, Jumat, menunjukkan non-farm payrolls Amerika meningkat 235.000 pekerjaan bulan lalu, jauh di bawah ekspektasi ekonom 728.000.
"Setelah data tenaga kerja mengecewakan pasar, investor melihat lebih sedikit tekanan pada Jerome Powell untuk mulai melakukan tapering ," kata Carlo Alberto De Casa, analis Kinesis.
"Proses tapering tersebut dapat dimulai mungkin hanya pada Desember dan ini adalah elemen pendukung bagi harga emas," kata De Casa, menambahkan bahwa emas akan tetap di atas 1.800 dolar AS dalam waktu dekat.
Chairman The Fed Powell, bulan lalu, mengisyaratkan bahwa pemulihan lapangan kerja yang kuat adalah prasyarat bagi bank sentral untuk mulai mengurangi pembelian asetnya.
Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang mungkin mengikuti langkah-langkah stimulus, sementara suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Harga Emas Antam Terus Turun ke Rp 940.000 per Gram
Namun, emas melemah di awal pekan yang baru dengan harga diperdagangkan mendekati level support 1.825 dolar AS, analis teknikal ActivTrades, Pierre Veyret.
Logam lainnya perak sedikit berubah di 24,68 dolar AS per ounce, platinum turun 0,5 persen menjadi 1.020,46 dolar AS per ounce, sementara paladium anjlok hampir 1 persen menjadi 2.402,48 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Daftar Kementerian dan Instansi CPNS 2026, Diprediksi Bakal Buka Seleksi
-
BRI Sahabat Disabilitas, Dorong Difabel Berdaya Melalui Kegiatan Pelatihan dan Pemagangan
-
Influencer Tak Bisa Sembarangan, OJK: Harus Jujur Jika Endorse Produk Keuangan
-
Pakar Nilai Pengoperasian SPBU Kantong Bisa Tangani Masalah Stok BBM saat Bencana
-
Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Mendag Busan Mulai Kecangkan Ikat Pinggang Jaga Pasokan Bahan Pokok Saat Nataru
-
Ekonomi Melonjak, BP Batam Siapkan Strategi Kurangi Pengangguran
-
Operasi Tambang Emas Terafiliasi Astra International di Tapanuli Dibekukan KLH, Ini Kata Bahlil