Suara.com - Menurut tingkat pendidikan tahun 2021, sekitar 54,66 persen angkatan kerja di Indonesia masih berpendidikan SMP ke bawah, kemudian 13,01 persen yang memiliki pendidikan diploma dan universitas, serta 32,33 persen berpendidikan SMA atau SMK.
"Angkatan kerja berpendidikan SMP ke bawah di pedesaan persentasenya lebih besar dibandingkan dengan perkotaan," ucap Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi saat mengikuti webinar Diskusi Publik bertajuk Membangun Vokasi UI yang Berdaya Saing dan Menyejahterakan, Jakarta, Jumat (15/10/2021).
Sekjen Anwar menjelaskan, persentase angkatan kerja menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Untuk angkatan kerja kelompok umur non muda, cenderung memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih rendah dibandingkan kelompok umur muda.
Selain itu menurutnya, penduduk bekerja berpendidikan rendah cenderung ada pada sektor primer, seperti pertanian dan pertambangan. Sedangkan untuk pendidikan menengah berada di sektor sekunder yang bergerak di bidang konstruksi, gas air pengelolaan limbah. Adapun pendidikan tinggi bekerja di sektor tersier seperti perdagangan dan jasa.
"Penduduk berpendidikan rendah bekerja pada sektor informal sedangkan sektor yang berpendidikan tinggi cenderung bekerja di sektor formal," katanya.
Ia menyebut, pekerja berpendidikan rendah cenderung bekerja di sektor pertanian. Mereka mengisi ruang pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat keahlian cukup tinggi.
Kalau dilihat dari sisi pengangguran mereka cenderung tidak menganggur karena masih banyak pekerjaan yang bisa diisi oleh kelompok ini.
"Karena mereka ini banyak bekerja di sektor-sektor yang tidak terlalu membutuhkan sebuah keahlian atau keterampilan yang spesifik," kata Sekjen Anwar.
Ini merupakan satu tantangan dan kita harus melakukan usaha yang sangat keras untuk bisa mendorong SDM, terutama dari sisi keterampilan.
Baca Juga: Anwar Sanusi Minta Tim Kemnaker Matangkan Persiapan Pelaksanaan Presidensi G20
"Kita harus mampu untuk mendorong dengan sangat kuat agar kondisi ketenagakerjaan bisa ditransformasikan," ucapnya.
Sekjen menambahkan, ada beberapa peluang yang bisa direspon dan tentunya peran dari pendidikan vokasi termasuk pendidikan vokasi di Universitas Indonesia (UI).
"Kita harus lihat tantangan dan peluang ini sebagai sesuatu untuk dikelola dengan baik agar bisa menjadi sumber daya ekonomi yang menguntungkan," lanjutnya.
Ia menuturkan, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada periode 2020-2030. Pada periode tersebut, struktur penduduk Indonesia sebagian besar akan diisi oleh penduduk usia muda.
"Dalam arahannya Menaker Ida Fauziyah juga mengingatkan, angkatan kerja nantinya akan banyak diisi oleh anak-anak muda yang kalau tidak dikelola dengan baik, akan menjadi tidak berguna," kata Anwar Sanusi.
Berita Terkait
-
Menaker Apresiasi Pelaksanaan PON Tahun 2021 di Papua
-
Kemnaker Gelar Dialog Pemahaman Bersama terkait UU Cipta Kerja
-
Menaker Dukung Pendirian Balai Latihan Kerja di Manokwari Selatan
-
Menaker Ida Dampingi Wapres Pimpin Rakor Percepatan Penanggulangan Ekstrem
-
Tingkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kemnaker Menyelenggarakan Workshop se-ASEAN
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Mau Tindak Pakaian Bekas Impor Ilegal, Saleh Husin: Ayo Gas Terus!
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
OJK Targetkan 93 Persen Masyarakat Indonesia Melek Keuangan, Ini Caranya
-
Analisis MSCI: Aturan Baru Free-Float Saham Indonesia, 4 Emiten Raksasa Terancam Terdepak
-
Pengusaha Ungkap Plus Minus Larangan Impor Baju Bekas Menkeu Purbaya
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan