Suara.com - e-commerce adalah sebuah model bisnis baru yang melibatkan individu atau perusahaan untuk melakukan kegiatan jual-beli di internet. Aktivitas e-commerce salah satunya bisa dilakukan melalui marketplace seperti Shopee dan Tokopedia.
Lebih lanjut, ciri-ciri e-commerce atau perdagangan elektronik adalah aktivitasnya yang tidak jauh dari perangkat komputer, termasuk tablet, ponsel pintar, atau laptop. E-commerce juga menyediakan berbagai layanan layaknya toko-toko di dunia nyata.
Pihak yang bergerak di e-commerce menjual buku, alat rumah tangga, kebutuhan dapur, hingga jasa finansial dan bank digital. Investopedia bahkan menyebut era ini sebagai disrupsi teknologi.
Dalam beberapa segmen, e-commerce dikembangkan untuk mendorong bisnis dengan skala kecil seperti UMKM menjangkau konsumen yang lebih luas.
Belakangan, e-commerce dianggap sebagai muara paling praktis untuk memotong rantai distribusi. Dengan e-commerce, produsen kecil bisa langsung menjangkau konsumen tanpa perlu agen atau distributor.
Target pasar yang spesifik bisa dijangkau oleh para pedagang karena e-commerce juga mengumpulkan data pengguna. Sistem bisa menganalisis barang-barang yang biasa mereka cari kemudian merekomendasikan barang lain yang relevan.
Dengan demikian, meski terlihat mudah, memulai bisnis dengan sistem e-commerce tidak sederhana. Calon pedagang harus melakukan riset terhadap produk dan sistem layanan yang digunakan. Hal ini bisa membantu untuk menentukan sasaran pelanggan, kompetitor, dan target keuntungan yang ingin dicapai.
Dari riset itu pula, selanjutnya calon pedagang harus mulai membuat toko di internet. Sangat disarankan untuk membuat toko online pada website dan menggunakan sistem iklan yang berbayar pula.
Sebagai contoh, pemilik toko pakaian berskala kecil di internet harus membuat website untuk mempromosikan produknya secara online. Dengan demikian, sasaran konsumen akan tertarik dan melakukan transaksi untuk membeli produknya.
Baca Juga: Grab, emtek dan Bukalapak Kolaborasi Gelar Program Digitalisasi UMKM
Walau terkesan praktis, kekurangan yang bisa terjadi ketika melakukan aktivitas perdagangan dengan e-commerce adalah tidak adanya human touch di dalam proses transaksi. Di sisi lain, beberapa konsumen lebih menyenangi transaksi langsung.
Di samping itu, konsumen juga tidak bisa menyentuh secara langsung produk yang akan dibeli. Ini berpotensi menimbulkan kesalahan pada ukuran atau jenis bahan barang yang ingin dibeli.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Pemerintah Batasi Impor Produk di Shopee dan Lazada, Ini Kategorinya
-
Bazaar Klaster Mantriku, Komitmen BRI Kembangkan UMKM
-
Dorong Geliat UMKM, BRI Gelar Bazaar Klaster Mantriku
-
50 Persen Produk di Lazada dan Shopee Impor, Pemerintah 'Paksa' Tutup
-
Meski Lebih Mudah Cair, Bupati Bandung Minta Pelaku UMKM Hindari Bank Emok
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik
-
Bahlil Ungkap Update Terkini Pemulihan Jaringan Listrik Aceh: 4 Kabupaten Pemadaman Bergilir
-
Aturan UMP Baru, 5 Provinsi Luar Jawa Jadi Kandidat Gaji Tertinggi
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah